Terima kasih Atas kunjungannya

Kamis, 06 Desember 2012

Es Kutub mencair.



Ilmuwan meneliti lembaran es di Tanah Hijau dan Antartika, untuk memproyeksikan pencairan es kutub yang merupakan salah satu indikator pemanasan global.



http://gdb.voanews.eu/9D79DC7B-A9D1-436E-965C-F66A6A4C17DF_mw1024_mh768_s.jpg
Matahari tengah malam mengitari gunung es di pantai Disko, Tanah Hijau. (Ian Joughin).



http://gdb.voanews.eu/6CD5D633-27E7-442B-8764-79820933C74C_mw1024_mh768_s.jpg
Setiap musim panas, muncul aliran air dari es yang mencair karena suhu yang memanas di lapisan es Tanah hijau. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/3F8FA53F-4DBC-4C4C-8AE5-E124BADED8FF_mw1024_mh768_s.jpg
Permukaan air dari lembaran es Tanah Hijau yang mencair melewati kanal supra-glacial. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/2354C3E9-90A2-4776-9032-166DB76952F0_mw1024_mh768_s.jpg
Selama beberapa tahun, air bergejolak dan meluap dari cairan es yang membentuk ngarai sedalam 18 meter. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/02DE2DCA-0944-480B-921F-7A71C9242A0F_mw1024_mh768_s.jpg
Untuk beberapa musim panas, kanal ini terbentuk dengan membawa luapan es yang mencair. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/5994FE5F-F07A-4BD7-9B52-1D4317B816E5_mw1024_mh768_s.jpg
Danau cairan es besar (diameter sekitar 0,75 mil) merupakan salah satu dari banyak danau supra glacial yang terbentuk pada permukaan lembaran es selama periode musim panas yang terik. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/281AC7C5-CF57-4AC2-AF89-0F5D621AEF0F_mw1024_mh768_s.jpg
Lelehan es yang kemudian mengalir ke laut. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/0C4558AE-110F-4C27-9423-555A80F7AA93_mw1024_mh768_s.jpg
Retakan-retakan es besar yang akan bertransisi menjadi es yang mengapung. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/3F45179C-75B1-4E93-B214-D17C64456715_mw1024_mh768_s.jpg
Retakan-retakan es besar. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/4574FA16-B78A-4C78-8BAF-B6D6F78B981B_mw1024_mh768_s.jpg
Retakan es linier di Gletser pulau Pine, Antartika Barat. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/6E87B38F-707C-4310-9F51-39812971DB20_mw1024_mh768_s.jpg
Retakan es di Gletser pulau Pine. (Ian Joughin)



http://gdb.voanews.eu/C24DE1D0-E238-4961-BB68-735C5751E246_mw1024_mh768_s.jpg
Awan musim panas berputar di puncak Staccato pulau Alexander, Semenanjung Antartika. (Hamish Pritchard/ British Antartic Survey)



http://gdb.voanews.eu/384C155C-B224-4BD1-AD22-91471ADC36C3_mw1024_mh768_s.jpg
Anggota survey Antartika Inggris membangun kemah dekat Obelisk di pulau Alexander, Semenanjung Antartika. (Hamish Pritchard/ British Antartic Survey)



http://gdb.voanews.eu/90FB7356-F010-4C8F-BB83-92E57DA5391D_mw1024_mh768_s.jpg
Matahari bersinar 24 jam di pulau Adelaide, Semenanjung Peninsula yang akan disusul oleh malam-malam musim dingin yang panjang. (Hamish Pritchard/ British Antartic Survey)



http://gdb.voanews.eu/F6ADA787-D120-4298-B7C9-7E5435A36365_mw1024_mh768_s.jpg
Hamish Pritchard dari ekspedisi survey Antartika Inggris di Herschel Heights, pulau Alexander.
Sampel batuan dapat menunjukkan apakah puncak gunung ini timbul dari lembaran es. (Mike Brian)



Sumber :
http://www.voaindonesia.com/media/photogallery/1558641.html?z=304&zp=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar