Bukit Kasih terletak di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, tepatnya berada di kaki Gunung Soputan.
Berjarak sekitar 50 Km dari Manado, atau sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, melewati jalan-jalan berliku mulai dari Desa Pineleng yang berbatasan dengan Kota Manado hingga memasuki wilayah Kecamatan Kawangkoan.
Sepanjang perjalanan mata Anda akan dimanjakan pemandangan alam menarik, mulai dari melihat pemandangan Teluk Manado dari wilayah Tinoor, lalu melintasi kota bunga Tomohon, dari kota Tomohon, perjalanan menuju Bukit Kasih bisa melewati kawasan wisata Hutan Pinus dan Pemandian Air Panas Lahendong, Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder, dan Gua Jepang di Kiawa, Kawangkoan..
Atau bisa juga belok kiri melintasi jalan Lingkar Timur Tomohon, melewati pintu masuk kawasan wisata Bukit Doa Mahawu, lalu masuk wilayah Tondano menyusuri pesisir Danau Tondano menuju Kawangkoan. Selanjutnya dari Pasar Kawangkoan, masuk ke kanan menuju desa Kanonang, desa yang juga terkenal sebagai sentra kuda pacu kelas dunia.
Konon obyek wisata ini dinamakan Bukit Kasih karena 2 alasan.
- Pertama, di bukit ini pernah muncul sebuah legenda tentang sepasang ibu - anak yang saling jatuh cinta lalu menikah.
Tak heran jika salah satu sisi bukit dibuatkan patung wajah Toar (sang anak) dan Limumuut (sang ibu) yang diyakini sebagai nenek moyang Suku Minahasa.
Pahatan wajah Toar - Lumimuut di dinding bukit (Foto:http://cicitcuit.wordpress.com)
- Alasan kedua adalah bukit ini menjadi simbol cinta kasih dan perdamaian antar umat beragama.
Dapat dimaklumi karena masyarakat Sulawesi Utara sangat menjunjung tinggi rasa toleransi dan kebersamaan antar umat beragama.
Simbol toleransi antar umat beragama itu diwujudkan dengan dibangunnya tempat-tempat ibadah dari lima agama resmi di negeri ini.
Ada Gereja Protestan,, Gereja Katolik, Mesjid, Vihara, dan Pura.
Rumah ibadah yang berdampingan. Simbol kerukunan umat beragama (foto: http://cicitcuit.wordpress.com)
Kelima tempat ibadah itu dibangun berdampingan di puncak bukit.
Untuk mencapainya pengunjung harus menapaki 2.435 anak tangga berkelok-kelok yang dilengkapi beberapa pos pemberhentian.
Karena itulah Obyek wisata Bukit Kasih dapat dikategorikan sebagai obyek wisata rohani.
Bahkan tangga naik di sisi kanan obyek wisata itu menjadi jalur prosesi jalan salib bagi umat Katolik karena dilengkapi dengan simbol-simbol perhentian Tuhan Yesus menjelang penyalibannya.
Simbol kerukunan dan perdamaian antar umat beragama juga tercermin pada sebuah tugu yang berdiri kokoh di kaki Bukit Kasih.
Tugu setinggi 22 meter itu dibuat bersegi lima untuk melambangkan kelima agama utama di Indonesia.
Dan di setiap sisi dindingnya terdapat pahatan relief yang berisikan ajaran kelima agama tersebut.
Tugu bersegi lima di kaki bukit, melambangkan lima agama resmi di Indonesia.
Bukit Kasih dibangun tahun 1999 di kawasan bukit tropis yang berdinding terjal dan berkabut.
Uniknya, obyek wisata ini dibangun tepat di atas sumber panas bumi dari Gunung Soputan.
Tak heran jika di lokasi itu kita dapat mencium bau belerang dan melihat adanya asap putih yang menyembul dari celah-celah dinding batu, lantai pos perhentian, bahkan dari balik cor-coran anak tangga.
Karena itu, di kawasan itu terdapat pula kolam air panas alami dengan suhu cukup tinggi dan dapat mematangkan telur ayam dalam waktu singkat.
Nah, jika Anda ingin merasakan indahnya kebersamaan dalam perbedaan, tak ada salahnya jika berkunjung ke Bukit Kasih bila kebetulan berkunjung ke Manado.
Pembuatan patung kepala Toar – Lumimu’ut ini kabarnya dilakukan oleh seorang seniman patung yang didatangkan dari Pulau Bali.
Asap belerang putih tebal mengepul dari sebuah area dimana terdapat sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, yang energi panasnya sering dipakai untuk merebus jagung atau pun telur, setelah terlebih dahulu dibungkus.
Mural dan pahatan pada salah satu dinding Tugu Bukit Kasih, yang mengutip kata-kata dari kitab suci Injil.
Tulisan pada sisi Tugu Bukit Kasih lainnya: “Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasam Buddhasa (Terpuji Sang Bhagava Yang Maha Suci yang telah mencapai Penerangan Sempurna”, dan “Tidak melakukan segala bentuk kejahatan; Senantiasa mengembangkan kebajikan; dan membersihkan pikiran; Inilah ajaran para Buddha”
Mural di sebelah kanan berbunyi: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap: Jiwa, Hati dan Akal Budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”
Di bawah mural di sebelah kanan ada tulisan yang berbunyi: “Ia yang tidak menyebabkan penderitaan bahkan mengusahakan keselamatan bagi semua mahluk, ia mendapat kebahagiaan tanpa akhir”. Sebuah kutipan dari kitab suci Weda yang dipahat di salah satu sisi Tugu Bukit Kasih.
Ada perasaan lega dan gembira ketika telah sampai ke puncak bukit dengan pandangan yang sangat luas ke bawah.
Sebuah ornamen indah dan sesajian yang berada di Pura di puncak Bukit Kasih.
Sayang sekali tempat ibadah yang lain tertutup pintunya sehingga kami tidak bisa masuk untuk melihat ke dalam. Namun dengan melihat sisi luarnya, kondisi tempat - tempat ibadah itu tampak sudah memerlukan perbaikan dan perawatan.
Tugu Bukit Kasih dilihat dari atas puncak bukit.
Temaram langit senja di Bukit Kasih, yang tertangkap dalam perjalanan turun dari atas bukit menuju ke tempat parkir kendaraan.
Bukit Kasih merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Sulawesi Utara.
Sumber :
Dari berbagai Sumber
http://acsujabodetabek.wordpress.com/2012/03/10/ada-damai-di-bukit-kasih/
http://thearoengbinangproject.com/2010/10/bukit-kasih-minahasa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar