Sabtu, 28 Juli 2012
Design-design arsitektur rumah masa depan.
Seperti apa desain arsitektur untuk masa depan? Perkembangan perkotaan yang semakin semrawut membuat para arsitek dunia mulai memikirkan untuk menciptakan bangunan-bangunan yang mampu mengatasi keterbatasan ruang, sumber energi, sumber makanan dan air bersih, dan juga kebutuhan masyarakat kota akan tempat beristirahat dan rekreasi yang nyaman.
Songjiang Hotel: Paradise in a Water-Filled Quarry.
The Songjiang Hotel didesain oleh Atkins Design, menggunakan suatu daerah bekas galian indah yang berisi air di distrik Songjiang tepat di pinggiran Shanghai, China. Desain inovatif ini dilengkapi dengan atap yang hijau, energi geotermal, dan ruangan di bawah air termasuk restoran dan kamar-kamar untuk tamu. Daerah galian ini menyediakan setting ideal untuk olahraga dan berlibur termasuk berenang, olahraga air, panjat tebing, dan bungee jumping.
Pada awalnya bangunan ini dijadualkan selesai pada pertengahan tahun 2009, tapi hingga saat ini masih berwujud konsep belaka.
Dragonfly, Ladang Metabolis untuk Pertanian Kota.
Desainernya Vicent Vallebaut membuat desain luar biasa ini untuk mensinergikan sumber makanan, pemukiman, dan sumber energi di masa depan. Dragonfly (capung) merupakan konsep pertanian kota sebagai model untuk New York City’s Roosevelt Island dan meniru desain sayap capung dan didesain untuk menyediakan sumber makanan lokal yang segar dalam lingkungan kota.
Buah-buahan, sayuran, ternak, dan sumber susu diproduksi di atas 132 lantai Dragonfly. Seluruh strukturnya akan ditenagai dari kombinasi energi matahari dan angin.
The Venus Project: Menuju Peradaban Global yang Berkesinambungan.
Untuk bertahan dari pemanasan global, populasi manusia yang terus tumbuh, dan tantangan-tantangan lainnya di masa depan, ada yang percaya bahwa kita harus memulainya dari sketsa dengan model baru peradaban manusia yang mengarahkan teknologi kita dan sumber daya yang ada pada arah yang positif, untuk kemakmuran manusia dan planet bumi.
The Venus Project adalah sebuah visi untuk suatu peradaban dunia baru dan mendesain ulang seluruh kebudayaan kita.
Kota-kota yang bersirkulasi, dengan ladang-ladang pertanian di dalamnya dan juga public transit, selaras dengan kota-kota laut yang mampu mengakomodasi jutaan manusia, hanyalah merupakan bagian dari ide revolusioner yang kompleks ini.
Origami, Tinggal di Apartemen Indoor/Outdoor Tanpa Kelim (Seamless).
Dengan membuat bangunan apartemen yang seluruhnya vertikal, kita dapat mengatasi keterbatasan ruang kota dan menyediakan taman hijau yang subur untuk tiap penghuninya.
Origami, didesain oleh Kann Finch untuk Meydan City di Dubai, akan memberikan tiap apartemen kualitas terbuka yang menambah area tinggal internal menjadi balkon-balkon yang luas dengan dinding-dinding jendela yang bisa diangkat ke atas.
Layar solid/kaca berpola turut memberikan kesan visual yang menarik dari luar dan memberikan perlindungan serta privasi bagi penghuninya.
Dinamis, Tower Tenaga Angin yang Berputar.
Arsitek asal Italia David Fischer mendesain Dynamic Tower Skyscraper yang tiap 80 lantainya akan berputar melalui perintah suara (voice).
Fischer menginginkan desain ruang dimana Anda bisa menikmati matahari terbit dan tebenam dari ruang yang sama. Putarannya akan memakan waktu 3 jam dan ditenagai oleh panel-panel surya dan 79 turbin angin, dengan satu turbin yang ditempatkan di antara tiap lantai. Hampir seluruh strukturnya dibuat secara off-site.
Sky-Terra Skyscrapers: Rekreasi di Langit Kota.
Saat kota-kota menjadi lebih semrawut, ruang hijau menjadi sangat penting. Salah satu ide untuk menyediakan ruang rekreasi di lingkungan kota adalah hasil karya desainer asal San Fransisco Joanna Borek-Clement yaitu Sky-Terra Skycrapers.
Sky-Terra merupakan jaringan pencakar-pencakar langit yang berdiri di atas langit kota dengan taman-tamannya, ampitheater, kolam renang, dan fasilitas publik lainnya. Bagian pusat dari tiap strukturnya memiliki elevator-elevator sebagai alat transportasi menuju ke atas.
‘My Dream, Our Vision’ oleh Design Act.
Sebuah rumah desain di Singapura menciptakan konsep ‘My Dream, Our Vision’ di acara the World Expo 2010 Singapore Pavilion Competition.
Konsep ini menggunakan kubus-kubus yang dipermutasi untuk menciptakan bangunan berbentuk piksel-piksel seperti "awan digital" di atas taman rumput yang hijau.
No Man’s Land: Air Bersih, Energi yang Bersih, dan Kedamaian.
Konsep No Man's Land dari kantor arsitek Phu Hoang New York memberikan solusi bagi kontrol air Bersih yang merupakan isu spesifik di Timur Tengah. Konsep ini juga menyediakan rekreasi, atraksi pariwisata, dan energi yang berkesinambungan.
Desain No Man's Land terdiri dari jaringan pulau-pulau, menciptakan kepulauan buatan yang mengekstrak molekul-molekul di udara untuk proses desalinisasi, menyediakan air bersih dari Laut Mati untuk minum.
Pertanian Dystopian di Manhattan.
Bentuknya seperti sarang serangga, proyek Dystopian Farming oleh Eric Vergne menggabungkan pertanian, perumahan pekerja, dan tempat belanja, mempertemukan para petani dengan kebutuhan perkotaan. Idenya adalah menolak rekayasa genetik dan proyeksi makanan. Menyediakan pengairan airoponic dan teknologi gizi dalam suatu lingkungan yang dikendalikan penuh oleh manusia sebagai sumber bahan makanan.
Ini adalah contoh dari bagaimana arsitektur di masa depan. Hampir semuanya masih merupakan konsep. Yang jelas manusia harus memahami sepenuhnya bahwa bersahabat dengan alam adalah kunci membangun peradaban yang berkesinambungan.
Seperti apa kota di masa depan? Arsitek-arsitek di MAD punya konsepnya. Mereka punya model konseptual untuk Huaxi Citi Centre di Guiyang, China. Konsep peduli lingkungan dipadu dengan teknologi modern terkini di abad 21.
"Konsep kota tidak lagi ditentukan oleh logika revolusi industri yaitu kecepatan, keuntungan dan efisiensi, tapi sudah harus mengikuti aturan alam".
Menurut Dezeen architecture and design magazine, perkembangan perkotaan di China 15 tahun terkahir banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep pro-industri yang kurang terkonsep baik, tidak beraturan, dan "tidak punya hati". Proyek Huaxi diklaim memadukan kebutuhan manusia moderen dengan dunia lingkungan di sekitarnya. Dengan proyeksi bahwa 200 hingga 400 kota baru yang akan dibangun di China di 20 tahun yang akan datang, sepertinya konsep yang peduli lingkungan ini sangatlah bagus.
Bekerja sama dengan Shanghai Tongji Urban Planning and Design Institute, Studio 6, MAD mengembagkan suatu master plan untuk kota Huaxi. Mereka mengundang 10 kantor arsitektur energik untuk mengikuti workshop 3 hari untuk mempelajari bagaimana memadukan unsur-unsur lingkungan dan budaya dalam desain mereka untuk dirumuskan ke dalam satu master plan.
Desain oleh MAD (China).
Puncak gunung dijadikan latar belakang dari satu struktur yang menyerupai kaki bukit di sekelilingnya. Jendela-jendela dan teras di sekeliling bangunannya menampilkan pemandangan indah di sekitarnya.
Desain oleh Serie (UK/India)
Bangunan ini condong ke satu sisi untuk mengakomodasi area lereng bukitnya.
Desain oleh BIG (Denmark).
Desain oleh Dieguez Fridman (Argentina)
Design by Mass Studies (Korea)
Pada gambar menunjukkan pengembangan dari konsep finalnya, sebuah bangunan multi-level dengan halaman melingkar dan teras-teras.
Desain oleh HouLiang Architecture (China)
Dari dekat.
Desain oleh Atelier Manferdini (USA)
Yang satu ini menyerupai struktur kristal yang tumbuh.
Design oleh Fujimoto Architects (Japan)
Dari dekat
Design oleh Rojkind Arquitectos (Mexico)
Design oleh JDS (Denmark/Belgium)
Design oleh EMERGENT/Tom Wiscombe (USA
Sumber :
http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com/2009/08/desain-arsitektur-masa-depan.html
http://www.dalimunthe.com/2010/03/desain-desain-rumah-ramah-lingkungan.html
http://irarachmawati.blogspot.com/2010/03/desain-desain-rumah-ramah-lingkungan.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar