Bumi yang kita tempati ini, mampu menopang kehidupan makhluk hidup disebabkan karena beberapa kondisi yang telah eksis selama jutaan tahun yang lalu, sebagai hasil proses evolusi, yang berkelanjutan sehingga terciptalah bumi yang ramah untuk kehidupan makhluk hidup hingga dewasa ini.
Faktor-faktor pendukung kehidupan tersebut yang lebih dominan , adalah faktor gravitasi, temperature – udara, kelembaban serta iklim. Disamping itu juga faktor kimiawi ( fotosintesis ) ikut juga terlibat di dalam kelestarian manusia dan organisma produsen lainnya.
Namun demikian apakah umat manusia akan mampu hidup menempati bumi sebagai planet anggota benda angkasa mampu terus bertahan. Suatu kenyataan ilmiah bisa saja manusia dengan segala keterbatasannya dihadapkan dengan bahaya yang akan mengancam kehidupannya.
Memang selama ini umat manusia mampu bertahan hidup karena kondisi alamiah yang mendukungnya Kondisi tersebut di atas sangatlah dimungkinkan karena adanya keserasian gravitasi antar benda – benda langit dalam sistim tata surya kita, dimana matahari berada di pusat gravitasi, Perlu diketahui, bahwa selain sebagai pusat gravitasi matahari berperan pula sebagai sumber energi untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi ini. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa matahari memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan kita.
Ancaman dari Matahari.
Perlu diketahui bahwa peran vital matahati tersebut memang cukup beralasan, karena massa matahari adalah sebesar 332. 830 kali masa bumi, yang pada seluruh permukaannya berlangsung reaksi nuklir hampir tiap detik. Dengan reaksi fusi nuklir yang terus- menerus akan menyebabkan aspek termo – nuklir yang menghasilkan temperature permukaannya sebesar ± 5770 ° K. Sehingga meskipun bumi berjarak 150 juta kilometer dari bumi, aspek termo-nuklir tidak berdampak buruk bagi kehidupan organisma di muka bumi.
Mungkinkah matahari sebagai pusat energi mampu menyebabkan bencana besar yang melanda bumi ?. Apabila kita tinjau matahari dengan pendekatan Ilmu Fisika, maka marilah kita mengacu kepada Teori Hertzsprung – Russels yang mengemukakan teori luminositas , bahwa matahari termasuk bintang yang paling akhir terbentuk dalam evolusi galaksi, sehingga tergolong bintang yang kerdil - kuning. Yang berarti salah satu bintang yang paling terang di banding dengan bintang lain. Hal ini disebabkan matahari masih banyak menyimpan unsur dan Hidrogen, untuk bahan dasar reaksi fusi-nuklir.
Dengan demikain matahari menurut teori Fisika tersebut masih sanggup untuk menopang kehidupan jutaan tahun mendatang. Sehingga sangat tidak mungkin bila matahari dapat menghancurkan bumi dalam waktu dekat.
Tetapi masalahnya akan lain lagi bila kehancuran yang menimpa bumi dan seisinya diakibatkan bertambah dekatnya jarak matahari dan bumi. Apabila hal ini memang terjadi, maka tentunya medan gravitasi di Sistem Tata Surya kita akan menjadi tidak teratur. Sehingga sangat dimungkinkan terjadinya tabrakan antara benda – benda langit, yang mengakibatkan terjadinya malapetaka besar – besaran di muka bumi, seperti halnya dengan punahnya dynosaurus, akibat bumi tertabrak meteor 6, 5 juta tahun yang lalu.
Bahkan aspek yang ditimbulkan adanya perubahan medan gravitasi bukan hanya itu saja,
Energi endogen yang tersimpan di bawah lempengan – lempengan bumi, yang berbentuk material berkalor tinggi, sedikit banyaknya akan terpengaruh oleh medan gravitasi. Selama ini akibat gravitasi yang berpusat di inti bumi tentunya akan mengkondisikan energi endogen ini relatif stabil. Namun stabitas inipun akan bergeser, apabila gaya gravitasi bumi berubah karena mendekatnya massa matahari yang jauh lebih besar dari bumi.
Akibatnya material endogen tersebut tentunya akan memberikan gaya ke permukaan bumi yang besarnya tidak terkira, sehingga akan mengakibatkan patahnya lempengan bumi disertai dengan terjadinya gempa bumi yang dasyat dan bisa saja akan menimbulkan gelombang tsunami yang besar pula.
Mungkinkah instabilitas medan gravitasi akan terjadi di sistim Tata – surya kita bisa terjadi dalam waktu dekat, dengan dampak yang hebat. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tahu persis. Namun apabila kita tilik dari stabilitas medan gravitasi yang sudah berjalan jutaan tahun silam, bahkan sejak awal terciptanya jagad raya hingga kini, maka instabilitas tersebut sangatlah kecil peluang terjadinya.
Milyaran tahun yang silam bumi yang kita tempati masih belum terbentuk. Jagad raya hanya berisi kabut tebal raksasa yang berpijar, yang disebut dengan nebula, kabut tebal ini saling bergerak melingkar , yang ditimbulkan karena aspek gravitasi dari setiap partikel awan tersebut.
Nebula tersebut akhirnya akan mendingin dan mengkerut, dan terkonsentris pada pusat nebula, yang bersuhu hingga jutaan derajat Kelvin. Pusat nebula inilah yang kemudian menjadi bintang muda ( protostar ) yang mulai bersinar. Yang diakibatkan karena berlangsungnya reaksi fusi nuklir dibawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi hingga jutaan derajat Kelvin.
Pusat nebula inilah yang hingga kini membentuk matahari, sebagai pusat tata – surya. Sedangkan sebagian nebula tersebut membentuk percikan – percikan yang terpelanting menjauhi matahati dan terus mendingin. Percikan nebula inilah yang sekarang disebut dengan planet, asteroid dan meteorid.
Selama milyaran tahun silam, salah satu planet yang terbentuk dari percikan nebula yang terpelanting dari pusat bintang tersebut, juga mengalami evolusi, baik evolusi fisik dan kimiawi di bagian keraknya ( lithosfer ), sehingga akhirnya terbentuklah kerak yang hingga kini mampu didiami oleh organisma. Planet inilah yang disebut dengan Bumi atau The Blue Panet.
Sementara itu percikan yang ukurannya lebih kecil dari planet, menyebar dalam jumlah yang sangat banyak, yaitu ± 100 . 000 buah dan beredar pada orbit yang stabil antara Mars dan Yupiter. Namun ada sebagian kecil yang mengorbit dekat dengan bumi. Benda langit ini disebut denyan Asteroid Selama masa pembentukan benda langit di sistim tata surya kita, sebagian besar asteroid pecah menjadi bentukan yang lebih kecil yang disebut dengan meteroid.
Berbeda dengan asteroid, meteroid memiliki orbit yang tidak teratur. Sehingga kemungkinan bisa saja terjadi benturan dengan bumi kita. Kejadian ini memang sering terjadi, terbukti dengan pernah jatuhnya sebuah meteroit ( meteorid yang jatuh ke bumi ) seberat 34 ton di Grennland. Meorit ini diberi nama Anhighto.
Tentunya jatuhnya meteorit tersebut di atas tidak menimbulkan dampak terlalu luas., Namun bayangkan saja apabila meteorit seberat 50,000 ton menghantam permukaan bumi. Tumbukan kedua benda angkasa ini, hingga kini masih meninggalkan bekas, yaitu sebuah lembah yang diameternya 1 , 4 km dan 190 kedalamannya. Kejadian ini pernah terjadi di Arizona USA ( Perhatikan gambar . Sumber : Wikipeda ).
Dengan meteorit seberat itu, pastilah akan menimbulkan nampak yag luas, meskipun dampak itu tidak mengakibatkan punahnya species manusia si muka bumi. Tentunya kita bisa membayangkan pula apanila meorit yang jatuh ke bumi ini besarnya mendekati bulan. Tentulah kita tidak bisa membayangkan eksistensi species manusia di muka bumi ini.
Sebenarnya hampir tiap tahun kita bisa menyaksikan meteorid yang jatuh menimpa bumi.
Apabila orbit sebuah meteorit mendekati bumi, maka meteorit tersebut akan terpengaruh grafitasi bumi dan tertarik menuju kebumi, yang akhirnya akan menumbuk bumi,.
Namun beruntunglah kita , bahwa bumi memiliki atmosfer yang banyak diisi oleh gas – gas yang dapat melindungi bumi itu sendiri. Telah kita ketahui bersama bahwa kecepatan jatuhnya meteorit menujui bumi adalah ribuan km per jam, yuang tentunya akan menimbulkan gaya gesek yang tinggi antara permukaan meteorit dengan gas di atmosfer. Padahal komposisi batuan meteorit adalah sebagian besar tersusun dari unsur logam besi sebesar 90 % dan silikon 10 %. Sehingga gaya gesekan tersebut akan menimbulkan kalor yang tinggi hingga meteorit tersebutpun akan terbakar sebelum menyentuh bumi.
Terbakarnya meteorit di atmosfer . Peristiwa terbakarnya meteorit oleh atmosfer Bumi disebut Meteor ( Perhatikan gambar, Sumber : Wikipedia ). Bila meteor ini dilihat pada malam hari tentunya akan menimbulkan pemandangan yang indah. Peristiwa alam ini dikenal dengan istilah Shower. Hampir sepanjang tahun kita bisa melihat shower – shower ini.
Tiap sekitar tanggal 15 Mei dan 27 Juli kita bisa melihat Aquarid Shower, yaitu meteorid yang terbakar di gugus bintang Aquarius. Demikian juga di sekita tanggal 17 November Shower Leonid dan sekitar tanggal 21 Oktober giliran Shower Taurid.Kejadian alam tersebut setidak – tidaknya bisa memberikan ilustrasi kepada kita, bahwa tumbukan antara bumi dan meteorit bisa terjadi sepanjang tahun, dan bukan mustahil bila meteorit yang menabrak bumi berukuran relatif besar. Bukankah NASA pada tahun 2004, pernah mendektsi Meteor yang berdiameter 4 km, yang orbitnya sangat dekat dengan bumi. Beruntung bahwa orbit meteorit tersebut hanya berjarak 250 mil dari atmosfer bumi.
Lain halnya dengan 6 , 5 juta tahun yang lalu, ketika disinyalir sebuah meteor yang berukuran sangat besar ( belum ada penelitian sejarah yang mengamati ukuran meteor ) telah menghantam bumi. Sehingga material penyusun meteorit tersebut telah menutupi atmosfer bumi selama beberapa lama. Praktis selama itu radiasi msinar matahari tidak pernah menyentuh bumi. Sehingga terjadilah kepunahan dynosaurus dan juga mungkin organisma yang lain.
Nebula.
Telah kita ketahui bersama, bahwa jagad raya yang sangat luas dan sepertinya tiada bertepi ini, telah ditebari oleh materi – materi yang tak terhingga jumlahnya dan sangat bervariasi baik dalam ukuranya, wujud, fungsi dan lain sebagainya. Variasi tersebut selengkapnya bisa kita ketahui, bila kita mengamati keberadaan materi yang biasa kita sebut dengan istilah benda langit, seperti galaksi, bintang, planet, satelit, asteroid, meteorid, nebula dan lain sebagainya.
Diantara materi – materi tersebut di atas, terdapat materi yang sebenarnya merupakan materi dasar yang berperan penting dalam penyusunan seluruh benda langit yang masih ada hingga sekarang. Meskipun telah mengalami penurunan suhu yang ekstrim hingga jutaan Kelvin, namun materi dasar tersebut masih bisa kita temukan hingga kini. Materi dasar tersebut dalam ilmu astronomi disebut dengan nebula, atau dalam bahasa Indonsia berarti kabut, adalah bagian benda langit yang berujud gas dan merupakan materi yang menyebar di seluruh galaksi Milkway. Penyebaran yang merata ini, disebabkan karena gravitasi antar molekulnya yang sangat rendah.
Kondisi semacam ini, memang bisa terjadi karena hampir sebagian besar nebula. Nebula tersusun dari materi yang berwujud gas. Selengkapnya materi penyusun nebula, adalah debu kosmis, sebagaian kecil gas Hidrogen, gas Helium dan plasma. Plasma terbentuk sebagai akibat dari radiasi ultraviolet gas hidrogen yang terionisasi dan lain sebagainya.
Nebula ini biasanya banyak tersebar di sekitar suatu bintang. Nebula diffusi memiliki sifat bisa memantulkan cahaya dan hampir semua nebula yang ada di jagad raya ini , adalah jenis Nebula Diffusi.
Karena masih terbatasnya tehnologi yang kita miliki, maka sebagian besar kandungan penyusun suatu nebula belum dapat kita ketahu secara cermat. Hal ini disebabkan bahwa nebula tersebar di galaksi yang ada di jagad raya. Padahal untuk mengarungi jagad raya diperlukan waktu hampir beribu-ribu tahun cahaya.
Bayangkan saja untuk menuju Galaksi Andromedia, kita harus menempuh jarak 2,5 juta tahun cahaya. Sedangkan kecepatan cahaya baik di media udara maupun tanpa media, adalah sebesar 300.000 km / detik, atau 300 kali pulau jawa per detik.
Berdasarkan kemampuan meneruskan berkas cahaya, maka nebula dibagi menjadi Nebula Emisi dan Nebula Refleksi
Nebula Emisi adalah nebula yang mengandung banyak gas Hidrogen yang terionisasi. Hasil dari ionisasi gas ini akan menghasilkan emisi gelombang cahaya yang memenuhi panjang gelombang pada Garis Spectrum tepatnya di deretan garis spectrum Hidrogen (H II region ) pada garis spectrum cahaya. Notasi H II dalam ilmu astronomi digunakan untuk melambangkan Hidrogen yang terionisasi
Berlawanan dengan Nebula Emisi, Nebula Refleksi tidak mengandung materi yang tembus pandang. Hal ini disebabkan karena materi nebula tersebut tidak mampu memantulkan cahaya dari bintang. Walaupun sebagian besar nebula ini menempati daerah yang dekat dengan bintang atau di dekat nebula emisi. Oleh karena itu Nebula Refleksi selalu berwarna gelap.
hujan meteor wikipwdia 2010
Asal Mula Nebula.
Nebula yang sekarang tersebar di jagad raya sebenarnya adalah nebula yang berasal dari nebula sebagai materi dasar milyaran tahun yang lalu yang mengalami pendinginan suhu jutaan derajat Kelvin dan mengalami penyusutan karena gaya gravitasi sesama materi nebula tersebut.Setelah terbentuknya bintang, maka nebula yang ada di sekeliling Bintang Bajang atau bintang yang baru terbentuk( matahari ) akan terpelanting menjauh dari matahari sebagai pusat tata surya. Sebagai suatu percikan – percikan pijar, yang selama milyaran tahun kemudian membentuk planet, satelit, asteroid dan nebula itu sendiri.
Cara Pembentukan Nebula.
Berdasarkan cara pembentukannya, nebula dapat dikategorikan menjadi Planetary Nebula ( P N ) , Protoplanetary Nebula ( PPN ) dan Supernova Remnant.
Semua nebula yang tergolong PN adalah adalah nebula berjenis emisi, Hal ini disebabkan nebula ini selalu mengemisi sinar ultraviolet, sebagai akibat peristiwa ionisasi gas yang terkandung di dalamnya. Nebula ini berasal dari materi dasar yang terlempar keluar pada saat berakhirnya masa terang bintang (matinya bintang ).
Beberapa saat sebelum fase akhir terang sebuah bintang berakhir, yang ditandai dengan warna merah pada permukaan bintang itu. Tidak beberapa lama kemudian bintang tersebut akan meledak dan berakhirlah masa terang bintang itu. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah supernova.
Karena ledakan yang dasyat, maka hilanglah bintang tersebut. Sehingga kini hanya tinggal unsur – unsur logam, terutama zat besi dan Carbon, Hidrogen dan lainnya bertebaran di ruang angkasa membentuk suatu nebula yang dikategorikan sebagai Planetary Nebula ( P N ).
Supernova diawali dengan terbentuknya fase bintang yang telah kehabisan unsur Hidrogen untuk fusi nuklirnya karena telah berubah menjadi unsur Helium. Akibat Helium mengumpul pada inti bintang membawa akibat timbulnya gaya tekanan yang mendesak lapisan luar bintang tersebut.
Padahal gaya tekan permukaan matahari menjadi berkurang, akibat berkurangnya tekanan yang dihasilkan reaksi nuklir. Bila kondisi ini terjadi, maka mataharipun kembali menyusut, dan mengalami instabilitas pada permukaannya, sehingga akan mengakibatkan ledakan yang kuat.
Planetary Nebula adalah benda langit yang pertama kali ditemukan pada abad ke – 18. Kala itu teleskop yang digunakan para ahli astronomi masih menggunakan lensa yang tergolong kecil
Sehingga tampakan nebula ini diperkirakan sebagai tampakan sebuah planet yang besar. Namun demikian berdasarkan penelitian belakangan ini, diketahui bahwa Planetary Nebula
memiliki peranan yang penting, karena mengandung banyak unsur logam berat dan
senyawa prnyusun inti sel ( Carbon, Nitrogen, Calsium, Hidrogen Dan Oksigen ).
Protoplanetary Nebula.
Nebula ini adalah salah satu benda langit yang berumur pendek, sesuai dengan bintang yang dibentuknya, yang memiliki masa evolusi yang singkat. Protoplanetary Nebula adalah jenis Nebula Refleksi, yang mampu meradiasikan infra merah dan atau ultraviolet dengan kadar yang kuat. Masa aktifnya sebuah Protoplanetary Nebula ( PPN ) berlangsung apabila bintang yang dilingkungi memiliki suhu permukaan berkisar 30.000 K Suhu ini cukup untuk mengionisasi materi kimia yang dikandung sebuah Protoplanetary Nebula, sebagai debu yang dilontarkan bintang tersebut. Fenomena ini tentunya akan menyebabkan nebula ini akan meradiasikan baik infra merah dan atau ultraviolet.
Apabila sebagian nebula tersebut memiliki kemampuan untuk mengemisi materi yang dikandungnya, maka berubahlah menjadi Planetary Nebula ( PN ). Perubahan nebula ini akan memakan waktu paling tidak 10.000 tahun. Sehingga massa jenis materi yasng dikandung PPN memenuhi syarat sebagai materi Planetary Nebula, yaitu berkisar 100 gr/cm 3 . Apa bila materi tersebut belum mencapai massa jenis Planetary Nebula, maka nebula tersebut akan menjadi Nebula diam ( lazy nebulae )
• Supernova Remnant ( S N R )
S N R adalah struktur benda langit yang dihasilkan karena supernova yang dialami bintang yang menghasilkan ledakan yang besar sekali. Sehingga dengan demikian nebula ini mengandung materi-materi yang tersebar di jagad raya... Karena ledakann yang kuat tersebut, menyebabkan badai kosmis sepanjang jalur ledakan,
Kecepatan dari badai SNR mampu mencapai 0 , 1 % kecepatan cahaya atau sekiotarr 3.000 km / s . Materi nebula ini bersama – sama gas angkasa raya mempu membuat materi yang mencapai suhu 10 ..000 K akan membuat plasma. Yang kaya dengan gas yang teriionisasi.
Dewasa ini telah diketahui bahwa SNR ternyata sumber utama sinar kosmis ruang angkasa. Yang sebagian besar beruapa sinar - X . Dan jika sinar kosmis ini baru mencapai kecepatan 10 % dari kecepatan cahaya , maka sinar kosmis ini akan hilang atau idak terdapat pengaruh nyata setelah mencapai Galaksi Milk – Way.
S N R Crab- Nebula. Sumber www. wvu .edu
Dengan kemampuan meradiasi inframerah dan ultraviolet dengan kadar yang tinggi tinggi ditambah dengan suhu yang tinggi pula maka jelaslah Nebulla ini akan mampu mengancam kehidupan manusia apabila mendekati bumi.
Asteroid menjadi ancaman bagi Bumi jika benda langit itu menghantam planet tempat kita tinggal ini. Ada sekitar 47 ribu asteroid yang menjadi ancaman. Kategori ini berdasarkan massanya.
Melalui misi NEOWISE, NASA menemukan bahwa asteroid ini mengorbit di jarak sekitar 5 juta mil dari Bumi. Dengan jarak seperti ini bisa diperkirakan bahwa mereka bisa berbahaya untuk bumi.
Para peneliti di University of Southampton kemudian memakai software NEO impactor untuk mengompilasi data asteroid itu dengan tempat-tempat yang diperkirakan menjadi lokasi tumbukan. Hasilnya, ada negara-negara yang menjadi top 10, salah satunya Indonesia.
Sembilan negara lainnya adalah China, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil, dan Nigeria.
Sumber :
http://bangsuk51.blogspot.com/2010/01/benda-langit-yang-mengancam-bumi_25.html
VIVAnews 19/5/2012
http://puspiptek.ristek.go.id/media.php?module=detailberita&id=1617-asteroid-mengancam-bumi.html
Тhіs is thе right webρagе fог аnyone who hорes
BalasHapustο unԁerѕtand thiѕ tοріc.
Yоu knοw a whole lot іts аlmost tough to аrgue wіth yоu (nοt that I actually ωill need
to…HaHa). Υοu definitеlу put а
freѕh spіn οn а tоρic whісh has been written about for a long
time. Great ѕtuff, just great!
Also ѵіsіt my wеb-site; Daniel Chavez Moran
Do you haѵe a ѕpam issue on thіs ωebsіte; I
BalasHapusalso аm a bloggег, аnd I wаs ωonderіng
уour sіtuation; many οf uѕ hаve dеvеlоpеd ѕomе nice
methοds and ωe are lоοking to exсhange methods ωіth others, please
shοot me an e-maіl if іnterestеd.
Нere iѕ my ωеb-site .
.. http://ilovemallu.com/IsabellBr
I knoω this if off toρic but I'm looking into starting my own blog and was curious what all is needed to get set up? I'm assuming having a blοg lіkе уοurs would cοst a prettу penny?
BalasHapusI'm not very internet savvy so I'm nοt 100% сeгtain.
Any suggestions or advice woulԁ be greatlу apprеciatеd.
Appreсiate it
Αlso visit my webрage - Lloyd Irvin
Thanks foг the marѵelous postіng! I ceгtainly enjοуed гeading it, you will be а
BalasHapusgreat author.I will rеmember tο booκmark уour blog
and may сοme back ѕomеtime soon.
I want to encourage you to ultimately continue your great work, have a nice
holidaу ωeekend!
Also visіt my websitе ... reputation management