Saya yakin banyak di antara kita yang selama ini juga menjadi konsumen dari penjualan makanan dan minuman yang sebenarnya berbahaya bagi kesehatan ini, baik karena jauh dari standar higinis karena kotor, juga dikarenakan bahan makanan itu dicampur dengan bahan-bahan kimia berbahaya. Biasanya kita tahu, tetapi seolah-olah tidak memperdulikannya. Atau, dengan menghibur diri sendiri dengan mengatakan, Ah, kan hanya sekali-kali saja… Padahal sekali-kalinya itu terus-menerus dilakukan sehingga akhirnya menjadi berkali-kali juga.
Beberapa contoh di antaranya, penjual makanan dengan gerobak dorong, seperti bakso. Yang hanya membawa beberapa buah mangkok untuk pelanggannya. Mangkok dan sendok tersebut dipakai berkali-kali dari pagi sampai sore atau sampai dagangan habis, tanpa dicuci dengan semestinya. Besok, dan besoknya lagi akan digunakan lagi, begitu seterusnya. Biasanya hanya dibilas di seember air yang sudah sangat kotor karena bekas dipakai berkali-kali mencuci mangkok-mangkok dan sendok-sendok bekas pakai. Tanpa menggunakan air bersih dan sabun. Setelah dibilas, diseka dengan serbet yang kainnya juga sudah sangat kotor, atau tanpa diseka, langsung bisa dipakai kembali.
Untuk membawa pulang makanan, biasanya dipakai sebagai pembungkus kuahnya digunakan kantong plastik. Penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus makanan berbahaya bagi kesehatan. Apalagi kalau kuahnya panas-panas langsung dimasukkan dalam plastik dan diikat. Karena bahan-bahan kimia yang dipakai untuk membuat plastik itu bisa keluar dan larut dalam kuahnya, di samping tentu saja kotor. Bahan-bahan kimia pembuat plastik yang larut dalam kuah itu berbahaya dan berpotensi untuk menimbulkan penyakit kanker.
Banyak restoran, depot makanan, dan makanan kaki lima biasanya menggunakan botol plastik kecap dan saos sambal, dan tomat yang tidak pernah diganti selama bertahun-tahun. Kalau isinya habis, tinggal di-refill, tanpa pernah mengganti botolnya. Bayangkan, kalau sampai 5 sampai 10 tahun atau malah lebih botol-botol itu terus dipakai, apakah tidak berbahaya bagi kesehatan juga?
Padahal saya pernah baca, tidak baik bagi kesehatan bekas botol air mineral yang dipakai berulang-ulang. Karena lama kelamaan bahan-bahan kimia plastik botol tersebut pasti akan terurai keluar dan tercampur dengan minuman yang kita konsumsi.
Sisa minuman di dalam botol plastik seperti air mineral yang tidak habis juga tidak boleh disimpan di mobil yang terkena cahaya matahari langsung, atau di simpan dalam suhu ruangan yang panas terus-menerus (seperti di dalam mobil yang diparkir di bawah terik matahari).
Untuk penggemar makanan gorengan, apakah itu ayam / bebek goreng, ikan goreng, singkong goreng, pisang goreng, dan sejenisnya, apakah Anda selalu memperhatikan dan perduli dengan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng makanan-makan tersebut?
Biasanya untuk menghemat pedagang makanan gorengan ini tidak pernah mengganti minyak goreng tersebut. Dipakai berulang-ulang terus sampai minyak goreng itu berubah warnanya menjadi hitam pekat, berbau tengik, dan kadar minyaknya berubah cair seperti air, atau biasanya disebut jelantah.
Mungkin dengan alasan menghemat, Anda di rumah juga merasa sayang untuk membuang minyak goreng yang telah dipakai berkali-kali.
Padahal menurut hasil penelitian para ahli, minyak goreng jelantah ini apabila dikonsumsi berulang-ulang dalam jangka waktu relatif lama sangat berbahaya bagi kesehatan. Paling aman minyak goreng dipakai paling banyak tiga kali, setelah itu harus dibuang dan diganti yang baru.
Minyak goreng jelantah yang dipakai terus-menerus dalam suhu yang tinggi (160 derajat 180 derajat Celcius) akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi lemak bebas yang mudah teroksidasi. Minyak goreng yang sudah teroksidasi ini sangat berpotensi menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, mulai dari kolesterol tinggi, hipertensi, penyakit jantung, sampai kanker.
Di lingkungan luar sekolah-sekolah biasanya juga dijumpai banyak pedagang makanan kaki lima yang menjaja makanannya dengan sasaran konsumennya anak-anak sekolah. Supaya menarik, biasanya makanan dan minuman itu dibuat berwarna-warni yang mencolok mata. Padahal di balik warna-warni itu biasanya digunakan bahan pewarna yang berbahaya bagi kesehatan. Bahkan sebenarnya dilarang digunakan sebagai tambahan bahan makanan.
Belum lagi dengan cara penjajaan makanan yang sangat tidak higinis; lingkungan yang berdebu, penuh dengan asap knalpot kendaraan bermotor, lalat yang berseliweran, penjualnya mengambil makan yang dijualnya begitu saja dengan tangannya yang tidak pernah dicuci sebelumnya, bahkan biasanya tangan yang sama dipakai juga untuk untuk memegang uang. Uang tentu sangat kotor, tangan yang dipakai menerima uang dan memberi kembalian itu dipakai untuk mengambil makan dan diserahkan kepada pembelinya.
Hal-hal seperti disebutkan di atas itu, tidak pernah kita dengar dirazia oleh BPOM. Padahal jelas-jelas tersebar luas dan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Tidak ada itu, suatu usaha semacam pembinaan agar pedagang-pedagang itu menjual makanannya sesuai dengan standar kesehatan pada umumnya.
Biasanya, alasan yang dikemukakan adalah masalah pedagang kecil berekonomi lemah, yang akan sulit menyesuaikan diri dengan standar penjualan makanan yang higinis. Seperti, bagaimana mewajibkanpedagang bakso gerobak dorong untuk menggunakan air bersih dan sabun untuk mencuci mangkok-mangkok bekas pakainya.
Tetapi, apakah demi alasan tersebut, kesehatan boleh kita kesampingkan? Saya kira harus dipikirkan ditemukan cara terbaik bagi pedagang-pedagang kecil tersebut untuk bisa berjualan dengan tetap memperhatikan standar mutu kesehatan bagi makanan dan minuman yang dijual, maupun cara penyajiannya.
Alasan pedagang kecil yang berekonomi lemah sebenarnya juga tidak sepenuhya tepat, karena misalnya, untuk penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang sampai berubah menjadi jelantah itu. Bukan hanya dipraktikkan oleh pedagang kecil, tetapi tidak jarang dilakukan oleh rumah-rumah makan besar juga.
Nah, hal-hal seperti di atas itulah yang sangat perlu menjadi perhatian BPOM. Untuk secara berkesinambungan melakukan edukasi dan sosialisasi terhadap penjualan dan konsumsi makan-makanan yang memenuhi standar kesehatan yang sebenarnya.
Berikut ini, saya sertakan sebuah artikel lama tentang hasil penelitian tentang tips mengenali makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan manusia, yang pernah dilakukan oleh peneliti dari Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Caroline Ssi Msi Apt. Yang dipublikasikan pada 21-22 September 2008.
Secara singkat tips mengenali makanan dan minuman berbahaya menurut Caroline Ssi Msi Apt. Adalah sbb: adalah sbb:
- Makanan yang warnanya mencolok dan menarik perlu diwaspadai. Kemungkinan besar menggunakan zat pewarna yang sebenarnya tidak untuk dimakan. Misalnya, saos tomat. Saos tomat yang warnanya membekas, memungkinkan warna yang digunakan adalah pewarna tekstil yang bisa menyebabkan kanker.
- Boraks, ………….. bakso yang kenyal atau bisa dipantulkan seperti bola karet, kemungkinan besar banyak mengandung boraks. Bisa juga dikenali dari bekas gigitan, atau cuilannya. Kalau bekas gigitan atau cuilan itu kembali ke tempat semula, hampir pasti menggunakan boraks.
- Tahu putih yang terlalu keras patut dicurigai mengandung formalin.
- Untuk Tahu kuning bila meragukan apakah tahu tersebut menggunakan pewarna teknil atau pewarna alami secara sederhana bisa digunakan dengan menggunakan sabun. Mungkin disini kita harus mengorbankan sedikit tahu lalu lumuri dengan sabun. Bila warna nya berubah menjadi orange berarti menggunakan pewarna alami (kunyit). Sebab kunyit adalah indikator alami yang dalam suasana basa berubah warna menjadi orange
- Daging gelonggong, ………. dapat dikenali ketika digantung menetes air dari daging tersebut. Warna daging yang asli merah segar dan serat-serat dalam daging tidak menggelembung. Harga yang tidak wajar (di bawah harga standar) juga patut dicurigai.
- Untuk daging mentah..Selama ini, masyarakat banyak yang beranggapan bahwa segala makanan yang dihinggapi oleh lalat berarti makanan itu sudah tercemar. Memang anggapan itu tak salah, karena memang lalat yang hinggap terkadang membawa kuman yang sering terbawa pada makanan yang dihinggapinya
Namun anggapan ini kurang tepat bila diaplikasikan pada daging mentah. Banyak orang awam yang tak mau membeli daging mentah di pasar karena dagingnya dipenuhi dengan lalat . Padahal daging mentah yang dipenuhi lalat itu justru adalah daging segar
Lalat secara naluriah akan memilih daging yang segar untuk dihinggapi, karena aromanya sangat menarik bagi lalat. Justru daging yang jarang dihinggapi oleh lalat itulah yang malahan patut dicurigai, karena bisa jadi daging itu sudah diberi pengawet buatan atau formalin.alat. Lalat sangat benci dengan aroma bahan kimia, sehingga jarang sekali lalat mau hinggap pada daging mentah yang sudah diberi formalin atau pengawet buatan lainya - Mengenali daging ayam dari ayam yang mati. Daging ayam yang masih segar berwarna agak kekuning-kuningan, kalau warnanya putih bersih justru dimungkinkan dari ayam mati. apalagi ada warna biru seperti bekas memar serta bau sangat amis.
- Daging ayam yang direndam formalin, ……………. dengan menekan atau mendorong daging dengan jari telunjuk. kalau keluar lendir atau air berarti pernah direndam dengan air.
- Ikan basi, ………………………….kalau ditekan justru lembek, insang berwarna merah tua. Bisa jadi, insang itu diberi pewarna merah supaya tetap kelihatan segar.
- Jangan membeli makanan kalengan yang kalengnya penyok. Kaleng yang penyok akan mengubah konsentrasi di dalam kemasan karena lapisan pelindung di dalamnya lepas. Sehingga terjadi kontak langsung bahan logam dengan makanan di dalamnya. Bahan logam itu dapat mengandung racun akibat adanya kandungan botulimun (bahan dasar kosmetik).
- Snack/ makanan ringan, …………………….lihat komposisi warnanya dan nomor registrasinya. Kalau kadaluarsa justru berbahaya.
- Kemasan plastik, ……………………………. apabila kemasan dari plastik, styrofoam, dan melamin diisi dengan bakso panas, soto panas, teh panas dan makanan/ minuman serba panas akan menyebabkan kanker.
- Cara mengurangi kandungan formalin dalam bahan makanan. bahan makanan direndam dalam air panas atau dipanaskan dengan air 121 derajat selama tiga menit. Kalau ikan dapat direndam dengan air cuka 5 persen selama 15 menit atau direndam dengan garam selama 30 menit untuk ikan asin.
Tips kali ini sepertinya harus diterapkan karena menyangkut makanan dan minuman berguna untuk menjaga kesehatan sekaligus meneruskan keberlangsungan hidup. Namun, makanan dan minuman yang diolah secara tidak benar justru dapat menjadi pembunuh nomor wahid lantaran mengandung zat racun bagi tubuh.
(sumber: Dari Berbagai Sumber)
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/09/07/makan-dan-minuman-yang-berbahaya-bagi-kesehatan-kita/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar