Terima kasih Atas kunjungannya

Jumat, 26 Agustus 2011

11 kunci kesuksesan.





Kesuksesan seseorang sekitar 30 persennya ditentukan oleh IQ, sisanya, ditentukan oleh EQ, begitu ucap Sani B. Hermawan, Psi, Direktur Lembaga Daya Insani, beberapa waktu lalu saat temu media. Sementara dalam buku Emotional Intelligence, Daniel Goleman menuliskan, kesuksesan seseorang sebanyak 20 persennya ditentukan oleh IQ, sisanya adalah hal-hal lain.

Menurut Goleman, hal-hal lain itu adalah yang disebut kecerdasan emosional, seperti kemampuan untuk memotivasi diri, keteguhan menghadapi frustasi untuk mengendalikan gejolak dan penundaan gratifikasi meregulasi mood dan tidak membiarkan mood menghambat kemampuan berpikir; serta sifat empati dan mampu berharap.

Menurut Julie Jansen, pengarang I Don’t Know What I Want, But I Know It’s Not This, ada 11 kunci kesuksesan seseorang, yakni:



Kepercayaan diri




Percaya pada diri sendiri bahwa ia mampu dan realistis memahami dan memperhitungkan keadaan. Sebuah sikap yang kebanyakan orang akan kagumi dalam diri orang lain dan berusaha keras untuk bisa memilikinya.

Kepercayaan diri akan mampu membawa seseorang meraih sukses dengan mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Dan dengan kepercayaan diri pula, sebuah masalah yang dihadapi seseorang bisa diselesaikan dengan baik. Sebab, orang yang memiliki kepercayaan diri, cenderung memiliki tingkat ketenangan dalam berpikir. Dengan adanya ketenangan ini, maka kerja otak akan bisa berjalan dengan lancar. Inilah yang menyebabkan seseorang bisa mendapatkan berbagai pemikiran yang mungkin tidak dipikirkan oleh orang lain pada saat menghadapi sebuah masalah. Di sisi lain, kita pun harus bisa mengelola rasa percaya diri tersebut. Karena rasa percaya diri yang berlebihan juga tidak menimbulkan kebaikan. Di satu sisi percaya diri berlebih bisa menumbuhkan kesombongan dalam diri seseorang. Selain itu, berlebihnya kepercayaan diri pun bisa berdampak kita menjadi kurang waspada akan sesuatu karena cenderung meremehkan hal tersebut. Cara Mendapatkan Kepercayaan Diri Selain belajar melalui teori kepercayaan diri, seseorang bisa pula menumbuhkan kepercayaan diri secara praktek.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong dan menumbuhkan rasa percaya diri tersebut di antaranya adalah :

  • Selalu belajar dan memperluas wawasan. Dengan belajar dan memiliki wawasan luas, seseorang akan bisa yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan yang sama seperti orang lain.

  • Banyak bergaul dengan berbagai macam karakter manusia. Hal ini akan memudahkan kita untuk terbiasa berhubungan dengan orang lain dan cepat beradaptasi. Masalah kepercayaan diri biasanya dimunculkan karena kita kurang terbiasa bergaul dengan orang yang memiliki karakter berlainan dengan apa yang biasa kita hadapi.

  • Jadilah diri sendiri. Bagi orang yang kurang percaya diri, mereka cenderung meniru orang lain dalam segala sisi. Baik itu penampilan atau juga karakter. Ubahlah semua itu, dan yakinlah bahwa menjadi diri sendiri bukan sebuah hal yang salah.

  • Jangan pernah takut salah. Rasa minder biasanya muncul sebagai akibat kita merasa takut untuk berbuat salah atas apa yang akan kita kerjakan atau lakukan. Hilangkan perasaan itu, dan gantikan dengan pemikiran bahwa manusia adalah tempat salah dan khilaf.
    Yang paling penting bukanlah bagaimana kita tidak berbuat salah, melainkan bagaimana kita bisa belajar dari kesalahan yang kita lakukan. Dan percayalah, bahwa orang lain pun pernah berbuat salah untuk hal yang kita tidak ketahui. Jadi, berbuat salah adalah sebuah kewajaran. Sedangkan yang tidak wajar adalah apabila kita tidak mau belajar dari kesalahan itu dan menjadi lebih baik di kemudian hari.




Kegagalan hari ini adalah cermin untuk hari esok, oleh karena itu jangan pernah putus asa hanya karena mengalami satu kegagalan. sebab itu belum lagi cukup untuk menjadikan kita manusia yang mandiri dan percaya diri.



Keingintahuan


Menjadi orang yang bersemangat untuk mencari tahu banyak hal dan belajar, menunjukkan ketertarikan pada hal-hal yang tak terlalu jelas, selalu menjadi orang yang berkata, “Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang….”



Pengambilan keputusan


Cerdas merangkum suatu hal atau mengambil keputusan dan melakukan keputusan itu, berani mengambil keputusan dan menentukan sesuatu saat terdesak meski tak memiliki segala informasi yang dibutuhkan.



Empati




Menunjukkan perasaan kepedulian dan memahami situasi, perasaan, dan motif orang lain, serta berusaha untuk mengerti apa yang mereka rasakan. Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan.



Fleksibilitas


Mampu mengambil alih, merespon positif terhadap perubahaan, bisa mengikuti arah, mudah beradaptasi, tidak kaku menghadapi pesan ganda.



Humor


Melihat diri sendiri dan dunia dengan rasa senang, tidak memandang hidup secara keseluruhan dan diri sendiri terlalu serius. Mampu tertawa dan menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain.



Kecerdasan


Mampu berpikir dan bekerja dengan cerdas serta tangkas. Cerdas dengan apa yang dihadapi, tidak mengubah keadaan, berencana sebelum beraksi, bekerja efisien, dan berfokus pada kualitas ketimbang kuantitas. Namun kecerdasan yang ini berbeda dari IQ.



Optimisme




Optimisme adalah harapan yang matang, keyakinan dan kepercayaan pada waktu, atau tepatnya pada masa depan, yang menjelma jadi energi jiwa yang dahsyat. Dari sana petarung sejati menemukan dorongan jiwa yg tak pernah habis, untuk terus bekerja dan bekerja, berkarya dan berkarya lagi. Optisme adalah gelora jiwa, tapi riak-riaknya adalah kegembiraan.

Tantangan yang paling berat bagi mereka adalah saat kehabisan energi tersebut, kehabisan optimisme dan kehilangan kegembiraan jiwa. Disitulah waktu yang menyulitkan, karena mereka harus melalui tanpa gairah.

Ancaman paling berbahaya dari kegagalan berulang-rulang atau ketidak berdayaan yang terlalu kelihatan didepan tantangan yang terlalu berat adalah hilangnya harapan, lenyapnya optimisme dan habisnya kegembiraan jiwa kita. Kita akan kehilangan kepercayaan pada waktu dan pada diri sndiri

Tapi para petarung selalu mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam situasi seperti itu. Mereka biasa mengatakan “tinggalkan urusan itu, lakukan sesuatu yang lain”. Mereka mungkin kelihatan sedang melakukan sesuatu yang lain. Mereka mau menjaga jarak jiwa untuk tetap mempertahankan wilayah kegembiraan jiwanya dari serbuan keputusasaan. Meraka tenang,tapi dari situ mereka menemukan cara pandang baru terhadap urusan dimana mereka gagal secara berulang-ulang.

Itulah siasat pengalihan. Dan dengan siasat tersebut mereka mampu melindungi wilayah kegembiraan. Dan dengan cara itu mereka memberi jeda kepada jiwa untuk bernafas, mengumpulkan tenaga kembali, untuk kemudian memulai dan memulai lagi. Mereka hanya percaya sukses, sebab kegagalan adalah usaha yang belum berjodoh dengan takdir.( thumuhat Anis Matta).

Mengharapkan hasil terbaik dan menggali aspek positif dari sebuah situasi, melihat sesuatu dari hal yang positif ketimbang negatifnya.



Keteguhan


Memiliki gairah, energi, fokus, dan keinginan untuk bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Motivasi, ketekunan, dan kerja keras adalah aspek-aspek keteguhan ini.



Rasa hormat


Mengingat bahwa hal ini sama tak sulit seperti berusaha bersikap baik, melindungi harga diri orang lain, memperlakukan orang lain dengan sikap yang penuh kasih dan dengan sopan santun etika yang ada.



Mawas diri


Sebuah bentuk kesadaran diri yang memungkinkan Anda untuk meregulasi diri dengan memonitor diri, mengamati diri, dan mengubah proses berpikir dan sikap. Ini adalah sebuah dasar untuk mengerti diri sendiri. Namun, bedakan dengan terlalu memikirkan diri sendiri dan melihat diri dari segi negatif.

Yang mana dari kesebelas kunci ini yang menjadi kekuatan Anda? Jika tidak yakin, tanyakan kepada orang-orang terdekat Anda mengenai kekuatan atau kelemahan yang Anda miliki dari 11 kunci ini. Namun, perlu diingat, tidak semua orang memiliki semua hal di atas ini dengan kadar yang kuat semua. Hal-hal ini bisa terus dibangun dan dikuatkan.




Sumber ;
http://blog.indojunkers.com/2011/02/11-kunci-kesuksesan/
http://curcolria.wordpress.com/2011/03/17/teori-kepercayaan-diri/
http://zefka.wordpress.com/2010/10/22/empati-vs-upin-ipin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar