Terima kasih Atas kunjungannya

Rabu, 02 Februari 2011

Memelihara kebiasaan baik dan berlari tidak mendahului yang kita kejar.

Ada seseorang yang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh sang pewawancara, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak yang menjadi pekerja di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda sampai bersih mengkilap. Anak-anak lain mentertawakan perbuatannya. Keesokan harinya saat pemilik sepeda mengambil sepedanya, anak ini diminta untuk bekerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya, "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab, "Mengapa?" Sang anak menjawab, "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata, "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab, "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya, "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab, "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab, "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab, "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat, "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan, "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab, "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak sawah menjenguk katak pinggir jalan dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir. Semua berjalan dengan langkah berat dan sangat menderita. Hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya, "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa, "Karena barang bawaan saya sedikit."
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.


Banyak orang yang tidak menyadari bahwa yang dia kejar sebenarnya telah dia miliki, sehingga tanpa sadar dia sia-siakan.
Belajarlah mengetahui dan mengenal diri kita sendiri, juga mengenal yang kita miliki, kemudian belajarlah untuk mensyukurinya.
Pada saat yang bersamaan, belajarlah untuk mengatur ritme/kecepatan berlari kita.
Sedemikian rupa sehingga "posisi kita selalu berada sedikit di belakang yang kita kejar".
Dengan belajar membiasakan hal-hal ini, maka hidup kita menjadi selalu penuh kebahagiaan, penuh semangat, dan penuh rasa syukur.

Kita harus mampu membedakan antara "Keinginan" dengan "Godaan".
Keinginan yang mendekatkan kita ke sesuatu yang bernilai, itulah yang namanya keinginan
Keinginan yang menjauhkan kita dari sesuatu yang bernilai. itu bukan keinginan, melainkan godaan



Sumber : http://kekuatan-hati.forum-warga.web.id/_g.php?_g=forum&ok=11&perhal=20&urut=6&oce=&sr=2&no1=61&no2=80&kk=5&py=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar