Rabu, 05 Desember 2012
Ojek-ojek berargometer.
Argometer tak hanya dipasang pada taksi.
Di Kota DI Yogjakarta, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer.
Karena itu baru pertama di Indonesia, MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia) pun memberikan penghargaan, pada bulan Mei lalu.
Belum setahun beroperasi, pelanggan ojek itu sudah mencapai belasan ribu.
Tim O'Jack.
Argometer.
Sebuah motor berwarna kombinasi kuning-hitam siang meluncur dengan kecepatan sedang dikawasan Sekip, Sleman.
Sang joki motor mengenakan kombinasi serupa (kuning-hitam).
Sedangkan yang dibonceng adalah perempuan muda berpakaian kasual.
Tak berapa lama kemudian motor tersebut berhenti di depan Perpustakaan kampus Universitas Gajah Mada (UGM).
“Berapa Mas?” tanya penumpang motor tersebut.
Sebelum menjawab si joki melihat kotak kecil yang dipasang diantara stang dan jok motornya.
“Empat ribu lima ratus rupiah”, jawab sijoki yang berpakaian kuning-hitam motor tersebut.
Tak lama transaksi dilakukan dan selesai dan si joki motor bergegas meninggalkan penumpangnya.
Itulah gambaran bagaimana ojek berargometer diberi nama “O’Jack”.
Ojek pakai argo dinamai Taxijek adalah jasa tukang ojek yang tidak perlu kerepotan nego tarif.
Ojek pakai argo ini beroperasi sejak 13 Novenber 2011 lalu.
“Ide awalnya dari suami saya, karena suami saya sering terlambat karena macet.
Karena di Tangerang semakin macet, karena ada peralihan tol bus yang mengarah ke Serpong.
Jadi Jalan Raya Serpong jadi macet sekali,” ujar Owner Taxijek Astri Ayuningtias, saat dihubungi wartawan, Senin(13/2/2012).
“Tadinya suami saya mau pakai ojek biasa, tapi dipatok harga mahal sekali untuk jarak Serpong - Pasar Kemis Tangerang Rp 60.000 ditawar tidak bisa.
Selain itu jarang ojek yang mau diajak jalan jauh,” tambah Astri.
Berbekal pengalaman sulitnya menawar tarif ojek-lah, Astri mulai mendirikan bisnis ojek yang dilengkapi dengan argo layaknya taksi roda empat.
Dengan tarif minimum dan start awal Rp 4 ribu, serta tiap per kilometer tambah Rp 1.000, Taxijek siap melayani Anda di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
“Untuk saat ini kami memiliki 4 unit dilengkapi dengan argo, dan 1 unit untuk kurir yang bertugas mengantar barang jika layak menggunakan Taxijek.
Dan akhir bulan Februari mau menambah 3 unit lagi untuk wilayah Bintaro, Ciputat dan Lebak Bulus. Dan nanti poolnya terdapat di Bintaro,” ujarnya.
Para konsumen Taxijek juga tidak perlu khawatir, soalnya Taxijek menyediakan helm, jaket, jas hujan, dan showercap untuk sekali pakai bagi konsumen yang takut rambutnya bau apek karena menggunakan helm.
TaxiJek pun bisa dipanggil dari jam pukul 06.00-19.00 WIB.
Saat ini wilayah operasi masih berada di Tangerang dan sekitarnya.
“Untuk saat ini kami masih melayani wilayah Tangerang, tapi bila ada konsumen yang menginginkan perjalanan dari Tangerang - Jakarta itu masih bisa.
Tapi kalau dari Jakarta-Tangerang saat ini kami belum bisa, karena kami belum memiliki pool Taxijek di Jakarta,” tutup Astri.
Kondisi Jakarta yang supermacet di setiap ruas jalan memaksa banyak orang, termasuk kalangan profesional berdasi, naik sepeda motor ojek, satu-satunya transportasi yang bisa menembus momok macet, kalau perlu sampai naik trotoar!
Masalahnya, yang bikin malas naik ojek adalah proses tawar-menawar tarif dengan si Abang Ojek yang kadang menguras energi dan waktu.
Dengan ojek berlabel Trans-Jek ini tak perlu tawar-menawar.
Sebab, tarifnya sesuai dengan argo yang terpasang di bagian dashboard.
Jadi, sistem bayarnya mirip dengan taksi. Ojek yang baru sekitar 20 armada ini sudah bisa dinikmati warga Jakarta dengan tarif Rp 3.000/km.
Pengemudi Trans-Jek atau ojek berargo sedang menunggu konsumen di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2012).
Ojek yang dilengkapi argo ini layaknya seperti taxi.
Ojek yang baru sekitar 20 armada ini sudah bisa dinikmati warga Jakarta dengan tarif Rp 3.000/km.
Sumber :
http://harisworm.blogspot.com/2011/06/ojek-berargometer-seperti-taksi-pertama.html
http://www.desamerdeka.com/2012/02/bikin-ojek-argo-gara-gara-suami-nggak-bisa-nawar-ojek/
http://www.tribunnews.com/2012/12/04/tak-mau-repot-tawar-menawar-naik-ojek-pilih-trans-jek-aja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar