Minggu, 19 Agustus 2012
Wisata olahraga tradisional Indonesia.
Batu dinding kilo tiga.
Kontur batu-batuan yang menjulang tinggi tertata dengan apik, dam membentuk susunan laksana tangga terbalik mdenjadi tantangan tersendiri bagi para climber untuk menaklukkannya.
Kondisi ini menjadi keunikan tersendiri yang sangat langka untuk ditemukan dibelahan dunia manapun, sehingga batu dinding kilo tiga layak disandingkan dengan obyek wisata panjat tebing di Amerika yang lebih dulu dikenal sebagai surganya para climber.
Lokasi yang alami dengan dukungan panorama alam yang mempesona juga menjadi daya tarik tersendiri bagi anda untuk mencoba olahraga yang ekstrim ini.
Usai memanjat Dinding batu kilo tiga dan sampai di puncak bukit. Anda akan mendapat suguhan pemandangan alam yang sangat indah. Ribuan hektar persawahan dan perkebunan yang berwarna hijau menjadi pemandangan yang menawan.
Ditambah lagi dari sisi utara dan timur puncak bukit ini. Anda bisa menyaksikan bentangan perairan laut Amurang yang biru menyegarkan.
Batu dinding kilo tiga terletak di desa Kilo tiga (Desa Kilometer tga atau K3), Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa selatan, Provinsi Sulawesi utara. Berjarak hanya 5 km dari pusat kota Amurang atau 60 km dari kota Manado, ibukota Provinsi Sulawesi utara.
Lomba perahu naga di Pantai Tanjung Pinang.
Lomba perahu naga diadakan di pantai Tanjung Pinang ini tergolong istimewa.
Para peserta yang akan terjun dalam perlombaan tidak diperkenankan membawa perlengkapan perlombaan sendiri, seperti perahu, alat dayung, dan perlengkapan lain, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab panitia.
Ukuran perahu tersebut terdiri dari panjang sekitar 12 meter, lebar 1 meter dan berat 300 kg, dengan komposisi 12 orang sebagai pendayung, 1 orang sebagai tekong/ pengemudi dan 2 orang untung cadangan.
Para peserta harus mengayuh perahu sejauh 300 meter, kemudian kembali menuju lintasan yang sama hingga garis finish persis di tempat start semula.
Lomba perahu naga diadakan di Pantai Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Lomba perahu naga dan perahu tradisional di sungai Batanghari.
Sungai Batanghari sebagai tempat perlombaan perahu naga dan perahu tradisional, memiliki sisi yang lebar, lajur yang datar, air yang tenang dan kedalaman beberapa meter.
Hal tersebut memberi kenyamanan, keleluasaan sekaligus merupakan tantangan bagi seluruh peserta dalam memacu perahu.
Para peserta bisa mengikuti beberapa variasi lomba yang dipertandingkan.
Jenis perlombaan yang dipertandingkan di sungai Batanghari Jambi meliputi beberapa kategori, seperti :
Lomba perahu tradisional tipe A,
Lomba perahu tradisional tipe B, dan
Lomba perahu naga.
Sedangkan jarak yang dipertandingkan meliputi 250 m, 500 m dan 1000 m.
Lomba perahu naga dan perahu tradisional diadakan di sungai Batanghari dengan start dimulai dai Taman Talago Rayo yang berada di kawasan pasar Jambi, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Adapun pelaksanaannya 3 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei yang bertepatan dengan HUT kota Jambi, bulan Januari yang bertepatan dengan HUT Provinsi Jambi dan pada bulan Agustus yang bertepatan dengan HUT RI.
Lomba perahu naga (selaju sampan).
Jenis perlombaan yang dipertandingkan bervariasi, dengan meliputi beberapa kategori, seperti perahu naga dengan awak 10, 20 dan 22 orang.
Sedangkan jarak yang dipertandingkan meliputi jarak 200 m, 500 m 1000 m atau 2000 m.
Lomba perahu naga yang diadakan di kota Padang akan lebih semarak dengan keikutsertaan tuan rumah. Mengingat pada tahun 2006 di FMalaysia, dan tahun 2007 di cina, mereka berhasil mengukir prestasi terbaik dengan keluar sebagai juara umum dalam lomba perahu naga untuk tingkat dunia.
Lomba dperahu naga diadakan di komplek Gelanggang Olah Raga (GOR) Haji Agus Salim Padang, kota Padang, Sumatera Barat. Sedangkan waktu pelaksanaannya adalah setiap bulan Agustus.
Karapan sapi dari Madura.
Sebelum perlombaan berlangsung pasangan-pasangan sapi yang akan dilombakan diarak mengelilingi arena pacuan yang diiringi alat yang bernama seronen, yaitu alat musik tradisional khas Madura.
Alunan musik yang menonjolkan perpaduan bunyi gendang, terompet dan gong yang disertai dengan tarian para pemainnya, ini membuat arena perlombaan menjadi meriah.
Selain itu dalam perlombaan ini para penonton biasanya juga melakukan transaksi taruhan dengan memilih pasangan-pasangan sapi yang dijagokan akan memenangkan perlombaan.
Karapan sapi biasanya diadakan dilapangan di tiap kota kabupaten di pulau Madura. Oleh sebab itu wisatawan yang tertarik untuk menonton lomba pacuan tradisional ini dapat mengunjungi tempat perlombaan di tiap kota kabupaten seperti Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Sumber :
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/1582-Batu-Dinding-Kilo-Tiga/navcat.
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/807-Lomba-Perahu-Naga-Tanjung-Pinang-/navcat
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/428-Lomba-Perahu-Naga-dan-Perahu-Tradisional/navcat
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/422-Lomba-Perahu-Naga-Selaju-Sampan/navcat
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/333-Karapan-Sapi/navcat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar