REPUBLIKA.CO.ID, JALALABAD --Serangan mematikan terhadap pasukan
Amerika dan jatuhnya helikopter Black Hawk, membuat negara itu mengkaji
kondisi di Afghanistan dan rencana penarikan pasukan pada 2014.
Kini
sudah 11 tahun berjalan dan gagasan bahwa AS mengetahui lebih banyak
negara Afghanistan, di mana merek bertempur, ternyata sangat meleset dan
membuat frustrasi.
Seorang kontraktor independent, Peretz
Partensky, menghabiskan waktu empat bulan di Afghanistan bersama Synergy
Strike Forfe di Jalalabad dan menulis pengalamannya di jalalagood.com.
Partensky
setuju membagi jepretannya selama hidupnya di Afghanistan bersama
Business Insider. Dari gambar-gambar tersebut memperingatkan Afghanistan
hampir mustahil untuk diartikan.
Tak boleh ada senjata di rumah sakit, namun ada loker di dalam yang bisa digunakan menyembunyikan senjata.
Warga Afghan piknik di kota kuno, Balkh, menggelar karpet merah dengan menu lemak domba, roti tanpa ragi, gula dengan teh dan Coca-Cola.
Pemandangan di Jalalabad.
Toko karpet ini menerima kartu kredit Visa dan Master Card.
Di kota-kota besar Afghanistan, terdapat pasar dengan barang-barang AS yang didapat ilegal.
Anda dapat memperoleh hampi apa pun dari Pasar AS ilegal, meski tentara gabungan NATO berulang kali melakukan penggerebegan.
Tak ada cukup sekolah, sehingga gelaran karpet merah pun bisa menjadi sekolah
Anak-anak sudah terbiasa dengan senjata.
Bangkai helikopter Mi-8 Rusia yang digunakan dalam perang berdekade lalu menjadi salah satu pemandangan umum.
Tim basket berdoa menjelang kompetisi nasional di Kabul.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/20/m9194p-sisi-afghanistan-yang-tak-terpublikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar