Kamus Komik Katolik
AMIN.
- Satu-satunya bagian dari sebuah doa yang dapat dimengerti semua orang.
WARTA PAROKI.
- Informasi tentang paroki, dibaca hanya pada saat homili.
- Kipas Katolik.
- Nota dari gereja sebagai tanda bahwa umat sudah menghadiri Misa.
KOOR.
- Sekelompok orang yang dengan nyanyiannya mempersilakan semua umat lainnya tutup mulut.
AIR SUCI.
- Suatu cairan yang rumus kimianya adalah H 2 OLY.
MAZMUR.
- Nyanyian pujian, biasanya dinyanyikan 3 oktaf lebih tinggi dari yang dapat dinyanyikan umat.
LAGU PENUTUP.
- Nyanyian pada akhir Misa, biasa dinyanyikan sedikit lebih santai karena sebagian besar umat sudah meninggalkan tempat.
DUPA.
- Asap Kudus!.
S V D.
- Suatu ordo para imam yang terkenal karena kemampuan mereka menemukan perguruan-perguruan tinggi dengan tim sepakbola yang hebat.
YUNUS.
- Cerita "Jaws" yang asli.
KEADILAN.
- Ketika anak-anak mempunyai anak-anak mereka sendiri.
PARA MAJUS.
- Trio yang paling tersohor dalam me-'ninabobo'-kan bayi.
PALUNGAN.
- Tempat di mana Maria melahirkan Yesus karena Yosef tidak punya jamsostek.
- Cara biblis untuk menunjukkan bahwa perjalanan selama liburan selalu mendatangkan kesulitan.
BERLUTUT.
- Suatu alat penyiksa dari abad pertengahan yang masih dipergunakan dalam gereja-gereja Katolik.
PERARAKAN MASUK.
- Formasi upacara di awal Misa, terdiri dari para pelayan altar, imam dan umat terlambat datang yang mencari tempat duduk.
PERARAKAN KELUAR.
- Perarakan upacara di akhir Misa - didahului oleh umat yang saling berlomba menuju tempat parkir.
RELIQUI.
- Orang-orang yang telah pergi ke Misa demikian lama, sehingga mereka benar-benar tahu saatnya untuk duduk, berlutut serta berdiri.
SEPULUH PERINTAH ALLAH.
- Top Ten list yang paling penting.
TATIB.
- Satu-satunya kelompok petugas gereja yang tidak mengerti kapasitas bangku gereja.
Litani Serba Salah Seorang Pastor.
Kalau pastornya muda, dibilang masih blo'on.
Kalau pastornya tua, sebaiknya pensiun saja.
Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.
Kalau khotbahnya cepat, "Kok, kayak kereta ekspres".
Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.
Kalau terlambat, "Idiih, pastornya malas".
Kalau di kamar pengakuan menasehati, katanya banyak omong.
Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap.
Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tidak punya pendirian.
Kalau mengikuti pendapat sendiri, dicap diktator.
Kalau keuangan paroki mepet, katanya pastor tak pintar usaha.
Kalau ngomongin soal uang, dibilang mata duitan.
Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga.
Kalau mengunjungi keluarga, "Kapan sih pastornya misa lingkungan?"
Kalau pastor tak ada di pastoran, dicap tukang ngeluyur. Tapi kalau selalu ada, dibilang pastor kurang pergaulan.
Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang "Masa kecil kurang bahagia".
Kalau memperhatikan Mudika, giliran orang tua ngegosip.
Kalau nonton TV, dibilang enak-enakan.
Kalau tidak, dibilang enggak mengikuti zaman.
TAPI, KALAU PASTORNYA MATI, SIAPA YANG MAU GANTI?
Sebuah Kisah Kasih.
Suatu hari, aku bangun dini hari untuk menyaksikan sang surya terbit. Dan keindahan karya ciptaan Tuhan sungguh tak terlukiskan. Sementara aku mengaguminya, aku memuliakan Tuhan oleh karena karya-Nya yang mempesona. Sementara aku duduk di sana, aku merasakan kehadiran Allah dalam diriku.
Ia bertanya kepadaku,
“Apakah engkau mengasihi Aku?”
Aku menjawab, “Tentu saja Tuhan! Engkaulah Allah dan Juruselamat-ku!”
Kemudian Ia bertanya,
“Seandainya engkau cacat jasmani, apakah engkau akan tetap mengasihi Aku?”
Aku
terpana. Aku memandangi tanganku, kakiku dan seluruh bagian tubuhku
yang lain sambil memikirkan betapa banyak pekerjaan yang tidak akan
dapat aku lakukan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini aku anggap biasa.
Dan aku menjawab, “Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.”
Kemudian Tuhan berkata,
“Seandainya engkau buta, apakah engkau akan tetap mengagumi ciptaan-Ku?” Bagaimana
aku dapat mengagumi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Kemudian pikiranku
melayang kepada orang-orang buta di muka bumi ini dan betapa banyak di
antara mereka yang mengasihi Tuhan dan mengagumi ciptaan-Nya. Jadi aku
menjawab, “Sulit dibayangkan Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.”
Kemudian Tuhan bertanya kepadaku,
“Seandainya engkau tuli, apakah engkau akan tetap mendengarkan firman-Ku?”
Bagaimana
aku dapat mendengar jika aku tuli? Aku tersadar, mendengarkan Firman
Tuhan tidak hanya dengan telinga, tetapi dengan hati. Maka aku menjawab,
“Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan firman-Mu.”
Kemudian Tuhan bertanya,
“Seandainya engkau bisu, apakah engkau akan tetap memuliakan Nama-Ku?”
Bagaimana
aku dapat memuji tanpa bersuara? Lalu menjadi jelas bagiku: Tuhan
menghendaki kita menyanyi dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi
soal apakah suara kita terdengar sumbang. Dan memuliakan Tuhan tidak
selalu dengan nyanyian, tetapi dengan berbuat baik kita menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Jadi aku menjawab, “Meskipun aku tidak dapat melantunkan nyanyian pujian, aku akan tetap memuliakan Nama-Mu.”
Dan Tuhan bertanya, “Apakah engkau sungguh mengasihi Aku?”
Dengan tegas dan penuh keyakinan, aku menjawab lantang, “Ya Tuhan! Aku mengasihi Engkau karena Engkaulah satu-satunya Allah yang Benar.”
Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tetapi ….
Tuhan bertanya, “JIKA DEMIKIAN, MENGAPA ENGKAU BERDOSA?”
Aku menjawab, “Karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak sempurna.”
“JIKA DEMIKIAN, MENGAPA PADA SAAT SUKA ENGKAU MENYIMPANG JAUH?
MENGAPA HANYA PADA SAAT DUKA SAJA ENGKAU BERDOA DENGAN KHUSUK?"
Tidak ada jawaban. Hanya air mata.
Tuhan melanjutkan:
“Mengapa melantunkan pujian hanya di gereja dan di tempat-tempat retret?
Mengapa datang kepada-ku hanya pada saat doa?
Mengapa meminta dengan demikian egois?
Mengapa tidak setia?”
Air mata mengalir jatuh di pipiku.
“Mengapa engkau malu akan Aku?
Mengapa engkau tidak mewartakan Kabar Sukacita?
Mengapa pada saat aniaya engkau berpaling kepada yang lain sementara Aku menyediakan punggung-Ku untuk memikul bebanmu?
Mengapa mengajukan alasan-alasan ketika Aku memberimu kesempatan untuk melayani dalam Nama-Ku?”
Aku berusaha menjawab, tetapi tidak ada jawab yang keluar.
“Engkau dikaruniai hidup. Aku menciptakan engkau, jangan sia-siakan hidupmu.
Aku memberkati engkau dengan talenta-talenta untuk melayani Aku, tetapi engkau senantiasa menghindar.
Aku telah menyingkapkan rahasia Firman-Ku kepadamu, tetapi pengetahuanmu tidak bertambah.
Aku berbicara kepadamu, tetapi telingamu tertutup rapat.
Aku menunjukkan belas kasih-Ku kepadamu, tetapi matamu tidak melihat.
Aku mengirimkan penolong-penolong bagimu, tetapi engkau duduk berpangku tangan sementara mereka engkau singkirkan.
Aku mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya.”
“APAKAH ENGKAU SUNGGUH MENGASIHI AKU?”
Aku tidak mampu menjawab. Bagaimana mungkin? Aku amat malu.
Aku tidak punya penjelasan. Apa yang dapat aku katakan?
Ketika hatiku menjerit dan air mata telah membanjir, aku berkata,
“Ampuni aku, Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu.”
Tuhan menjawab, “Itu Rahmat, Anak-Ku.”
Aku bertanya, “Jika demikian, mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku? Mengapa Engkau demikian mengasihi aku?”
Tuhan menjawab, “Karena engkau adalah Ciptaan-Ku. Engkau adalah Anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkan engkau.”
Jika engkau menangis, hati-Ku hancur dan Aku akan menangis bersamamu.
Jika engkau bersorak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu.
Jika engkau putus asa, Aku akan menyemangatimu.
Jika engkau jatuh, aku akan mengangkatmu.
Jika engkau lelah, Aku akan menggendongmu.
Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman, dan Aku akan selalu mengasihimu selamanya.”
Belum pernah aku menangis sedemikian pilu sebelumnya.
Bagaimana mungkin aku bersikap dingin dan beku selama ini?
Bagaimana mungkin aku melukai hati-Nya dengan segala kelakuanku? Aku bertanya kepada Tuhan, “Berapa besar Engkau mengasihi aku, Tuhan?”
Tuhan merentangkan kedua belah tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang berlubang tertembus paku.
Aku bersimpuh di kaki Kristus, Juruselamat-ku.
Dan untuk pertama kalinya aku berdoa dengan segenap hati.
Anonim
Sumber :
Catholic Kids Newsletter, Fr Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id398.htm
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id396.htm
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id388.htm
SAYA SAYANG TUHAN...
BalasHapus