CELAKA 13
kalau jalanan macet pada jam 18.00
padahal mobilmu korslet lampunya
dan di garis E bensinnya
lantas kau kebelet mau berak
celaka 13 kaulah yang paling sial
seperti berada di ambang kiamat setengah.
MENYINGKAT KATA
karena
kita orang indonesia
suka
menyingkat kata wr. wb.
maka
rahmat dan berkah ilahi
pun
menjadi singkat
dan tidak utuh buat kita.
ANJING
Kalau kau memujiku awet muda
kau menyamakan aku bagai anjing
Sebab anjing dari kecil sampai tua
wajahnya hanya anjing dan tetap anjing.
BISNIS PAMAN
Pamanku punya pabrik tahu
maka soal tahu ia tahu sekali
Se-tahu-ku membuat tahu
merupakan penge-tahu-an biasa
Bahwa yang saban hari makan tahu
beraknya bukan tahu tapi pasti tahi.
Kompas, 29 Okt 2009
Jerit Sandal Jepit
Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia
ia kembali bersujud
Jiwa terasing dalam dunia bising
Diinjak, remak, permak
Lalu kiamat
Ia tamat
Lalu, ia kembali bersujud
Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia.
Lelah
Lelah
Usai sudah
Hanya angin tertiup hempaskan gelisah
Kurindu hangat alam di puncak Rinjani
Pasrah
Menyerahlah setiap yang ingin kalah
Tapi aku?
Ingin kembali mencium lembut Dewi Anjani
Dan aku tidak akan menyerah
Walau lelah menghampiri sudah.
Malam Rabiul Awal
Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu
Ia sempurna
Tapi bukan dewa
Bukan juga Pencipta
Ia manusia seperti kita
Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu.
Meretas di Atas Batas
Aku mau berdiri
Berlari
Mengejar matahari
Rumput-rumput terdiam
Melihat keheningan alam
Ada manusia kecil lahir dengan tangis
Ada manusia besar melihat dengan binar
ia pun bertanya
Untuk apa ia dicipta?
Ku ingin tegar
Bahwa hidup kita
Akan kembali seperti ada
Berakhir dengan tangis
Atau bersudah dengan cahaya
Meretas di atas batas…
Percakapan Rahasia
Kucuri uang ini saat perut amat lapar
Belikan nasi, kumakan, tapi tetap terasa lapar
Lalu, kucuri lagi
Kumakan lagi
Tapi tetap terasa lapar
Begitu seterusnya hingga terkapar
Aku sadar tanpa khayal
Hidup ini penuh rasa lapar
Lapar uang, kekuasaan, wanita dan sebagainya
Aku berbisik kepada malaikat
Ssssstt….sssssttttt
Jangan bilang siapa-siapa
Ini percakapan rahasia dengan Tuhan.
Potret
Anak-anak berlari-lari, lalu
Bernyanyi, ”Ambilkan bintang, Bu!”, setelah itu
Berkata, ”Pak, ’bu, minta uangnya”.
Semua terdiam tak memperhatikan
”Lapar, belum makan”, wajah memelas
100, 200, 500 dan 1000 rupiah
Senyumlah sang anak, ia pergi
Berlari bernyanyi kembali
Potret bangsa sore ini.
Menyingkat Kata
karena
kita orang Indonesia
suka
menyingkat kata wr. wb.
maka
rahmat dan berkah ilahi
pun
menjadi singkat
dan tidak utuh buat kita
Telor-Telor
dua telor
martabak spesial
tiga telor
martabak istimewa
empat telor
sepasang homoseks
Sialan Banget
Sudah jatuh
dihimpit tangga
Hendak berdiri
digonggong anjing
Begitu lari terbirit
malah menginjak tahi.
Dua Daya
motivator
berbicara tentang
memberdayakan rakyat
koruptor
berbicara tentang
memperdayakan rakyat.
Nalam Tentang Tikus
Berfoya-foya dianggapnya harus
demikian gaya hidup bini pejabat
Sejak suami berhenti jadi tikus
ia tak punya kesempatan mengerat.
Predestinasi
aku telah berputar-putar mencari engkau dalam putaran-putaran waktu tapi astaga engkau ada bersama-sama dengan aku dalam putaran takdirmu dan takdirku
Teks Atas Descartes
Orang Perancis
berpikir
maka mereka ada
Orang Indonesia
tidak berpikir
namun terus ada.
Mental Orang Indonesia
doa
kala sadar
dosa
kala lupa.
Manifestasi Gagasan
mau
soal keinginan
mampu
soal keterampilan.
Sundanologi
orang Jawa Timur
adalah orang Jawa
orang Jawa Tengah
adalah orang Jawa
orang Jawa Barat
tak mau disebut Jawa
palaina naon atuh neng?
(Bandung 1973)
Anno 1998
jarah
darah
merah
marah
(jakarta mei 1998)
Presiden
Presiden pertama
bermain mata dengan komunis
Presiden kedua
bermain mata dengan kapitalis
Presiden ketiga
bermain mata denga presiden kedua
Presiden keempat
tidak mungkin bermain mata
(2002)
Mungkin Remy Sylado merupakan salah satu sumber daya manusia yang paling dibutuhkan dalam dunia seni Indonesia. Terlahir dengan nama Yapi Panda Abdiel Tambayong atau Japi Tambajong di Malino, Makassar, 12 Juli 1945, Remy kecil menghabiskan masa kecilnya di Semarang dan Solo. Nama Remy Sylado biasa juga ditulis dengan angka 23761. Angka itu diambilnya dari chord pertama lirik lagu All My Loving karya The Beatles. Semua bidang seni sudah ia jajal, dari menulis puisi, novel, esai, hingga naskah drama. Ia juga berkecimpung dalam seni musik, seni rupa, dan terutama seni teater.
Opa berumur 64 tahun ini memiliki kegemaran yang cukup nyentrik. Warna putih mendominasi penampilannya, dari baju, celana, topi, hingga mobil. Memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah Aktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), dan menjabat sebagai ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung.
Dalam beberapa karyanya, kata-kata Indonesia lama yang sudah mulai dilupakan orang, ia angkat sebagai bentuk pelestarian akan bahasa Indonesia. Apalagi di dalam karyanya "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing", kita makin dibuat mengerti dari mana asal bahasa Indonesia yang sesungguhnya.
Kualitas tulisan Remy Sylado tidak dapat diragukan lagi. Seluruh karyanya didukung dengan riset yang tidak tanggung-tanggung. Dari membongkar arsip tua di Perpustakaan Nasional hingga menelusuri pasar buku tua di dalam dan luar negeri menjadi santapannya setiap ia ingin membuat sebuah karya tulis. Yang khas dari tulisannya selain fakta-fakta yang valid, ia juga membagi ilmu sejarah terhadap pembacanya. Sejarah Belanda, Perancis, Cina, yang semuanya terintegrasi dengan sejarah Indonesia. Uniknya, sejumlah novel karya Remy, sebelum diterbitkan dalam sebuah buku terlebih dahulu dimuat di surat kabar lokal yang menjadi tempat sejarah tersebut lahir dan berkembang.
Ca Bau Kan sebelumnya menjadi cerita bersambung di Harian Republika, Parijs van Java berseri di Koran Tempo, dan Kembang Jepun juga sempat menjadi cerita bersambung di Harian Surya Surabaya, ataupun Sam Po Kong yang dimuat di Suara Merdeka Semarang.
Seniman yang kerap menulis dengan mesin ketiknya ini selain berkecimpung di dunia seni, juga memiliki ketertarikan tersendiri terhadap ilmu agama. Di luar kegiatannya sebagai penulis, ia sering diundang untuk berceramah teologi. Dalam dunia sastra, Remy Sylado dengan berani menghadapi pandangan umum terhadap sastra. Ia juga salah satu pelopor penulisan puisi mbeling, atau puisi yang tidak terpaku pada kaidah-kaidah sastra yang kaku. Ia menjelaskan bahwa tidak ada batasan dalam sastra, semua orang dapat menulis sastra. Lewat gerakan puisi semacam itu dunia perpuisian Indonesia ketika itu menjadi geger, karena ia menentang penulisan puisi lirik ala majalah sastra Horison.
Besar dan bermukim di Bandung membuat Remy tumbuh sebagai insan kreatif. Di sanalah kekreatifannya diasah sejak tahun 1970an sebelum merantau ke Jakarta. Ia berharap Bandung menjadi kota budaya yang banyak melahirkan seniman tidak hanya dalam bidang musik saja tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya yang lebih menggemparkan dari tahun-tahun sebelumnya. Selain pernah menjadi Ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung tahun 1977, ia juga memiliki beberapa penghargaan atas karya-karyanya. Sebut saja novel Kerudung Merah Kirmizi yang memenangkan Khatulistiwa Literary Award (KLA) tahun 2001-2002, ataupun Anugerah Satya Lencana Kebudayaan dari Negara karena kepeloporannya di bidang kesenian kontemporer.
Dunia film juga dirambah pria yang memiliki istri bernama Emmy Louise Maria, yaitu dengan mengizinkan Nia Dinata mengangkat salah satu novelnya yang berjudul Ca Bau Kan. Banyak masyarakat yang bertanya-tanya ataupun menyesalkan keputusan Remy Sylado dalam mengizinkan karyanya diangkat ke film, karena bisa saja itu "merusak" isi cerita. Namun Remy dengan gamblang menjelaskan dalam salah satu seminarnya di Universitas Indonesia, "Jika saya sudah memutuskan untuk mengizinkan seorang sutradara mengutak-atik karya saya, itu berarti hak sang sutradara untuk menginterpretasi novel tersebut. Karena kita ke bioskop untuk menonton film, bukan untuk menonton novel".
Biografi Singkat Pendidikan : Akademi Kesenian Surakarta, Akademi Teater Nasional Indonesia (Solo), Akademi Bahasa Asing (Jakarta).
Karya Novel : Cau-Bau Kan, Kerygma, Kembang Jepun, Paris Van Java, Kerudung Merah Kirmizi,'Menunggu Matahari Melbourne, Sam Po Kong, Puisi Mbeling, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, Boulevard De Clichy.
Karya Seni Akting : Catatan-catatan Dasar Seni kreatif Seorang Aktor (studi /kajian, 2000), Siau Ling (drama 2001), Kerudung Merah Kirmizi (2002) .
Filmografi : Pelarian (1973), Dua Kribo (1977), Mawar Cinta Berduri Duka (1981), Tinggal Sesaat Lagi (1986), Akibat Kanker Payudara (1987), Dua Dari Tiga Laki-Laki (1989), Blok M (1990), Taksi (1990), Gadis Metropolis (1992),
Sinetron : Siti Nurbaya (1994), Mahkota Majapahit (1994), Bunga Sutra (1997).
Sumber :
http://tigahariyangpamungkas.blogspot.com/2009/01/puisi-puisi-remy-sylado.html
http://puisi-puisi-indonesia.blogspot.com/2011/11/puisi-puisi-remy-sylado.html
http://aby-umy.blogspot.com/2010/07/puisi-mbeling-remy-sylado.html
http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/ceritasukses/read/Remy-Sylado
http://www.facebook.com/note.php?note_id=197224246973115
keren banget puisinya
BalasHapusbisa nambah inspirasi
aku tunggu kunbalnya di
http://putu-supartika.blogspot.com/
salut....
BalasHapus