Berikut ini beberapa tanaman anti polusi :
Pohon Dadap Merah
Pohon ini baik ditanam di halaman terbuka, karena bisa mengundang datangnya para burung. Soalnya berbagai jenis burung suka sekali menyantap buah si dadap merah ini.
Pohon Kelengkeng
Siapapun tahu betapa enaknya rasa buah kelengkeng. Namun tahukah Anda kalau pohon kelengkeng mampu meredam polusi suara. Itu sebabnya pada pabrik-pabrik yang menggunakan genset, ada baiknya menanam pohon ini di dekat genset tersebut.
Pohon Bungur dan Mahoni
Bungur dan Mahoni dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara.
Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau, karena akasia menjadi salah satu pencetus asma.
Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tak begitu besar manfaatnya.
Bunga Warna-Warni
Tanaman yang menyegarkan mata seperti bunga berwarna-warni mampu menjernihkan pikiran kita, sehingga baik ditanam di rumah sakit agar bisa mempecepat kesembuhan pasien. Tanaman ini jelas melawan polusi jiwa.
Lumut
Lumut yang menempel di batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi udara suatu daerah. Semakin banyak lumut menempel di sebuah pohon berarti semakin baik kualitas udara di tempat itu.
Tanaman Sirih Belanda (Devil’s Ivy)
Tanaman perdu yang bisa tumbuh dimana saja, termasuk di dalam pot di halaman rumah ini mampu menyerap formaldehida dan benzena. Hasilnya rumah pun lebih segar dan lega untuk bernafas.
Kembang Sepatu
Mampu menyerap nitrogen sehingga membuat paru-paru kita jadi lega. Namun jangan sekali-sekali menanam bunga kembang sepatu di dekat ruang Radiografi. Tanaman ini berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang di sekitar tempat radiografi tersebut.
Sansevieria
Kalau kembang sepatu berfungsi melanjutkan radiasi, tidak demikian dengan tanaman sansevieria ini. Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar.
Oya, kaktus juga bisa menghambat radiasi.
Pohon Trembesi
Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan. Namun trambesi membutuhkan lahan yang cukup luas.
Pohon tembakau
Siapa bilang tembakau tidak ada gunanya? Mungkin suatu ketika di masa depan akan datang hari ketika seonggok tanaman tembakau di tempat kerja Anda tiba-tiba memutih. Ketika itu pula orang-orang di dalam gedung berlarian keluar dari gedung. Mereka panik karena ada tanaman memutih yang menunjukkan adanya gas beracun di dalam ruangan.
Namun, sebelum skenario futuristik itu dapat terjadi, masih ada sejumlah pekerjaan yang perlu dilakukan. Itulah yang sekarang sedang diteliti seorang pakar tanaman di Colorado State University (CSU) bidang biologi, Doktor June Medford. Dia sedang berusaha mengubah sifat sebuah tanaman khusus untuk berhenti memproduksi klorofil bila mereka mendeteksi polutan atau bahan peledak di udara.
Menurut Medford, tanaman seperti tembakau ternyata punya daya penciuman baik atau bahkan jauh lebih baik dari hidung seekor anjing untuk mendeteksi zat yang ada di udara. Akan tetapi, tidak seperti anjing, tanaman tidak perlu dilatih. Mereka juga tak perlu dialiri listrik atau diproteksi dari unsur-unsur alami yang merusak (seperti karat dsb) seperti perangkat elektronik.
Dengan bantuan beberapa rekan dari Duke University dan University of Washington, Medford mendesain ulang sifat reseptor protein alami yang ada pada tanaman dengan program komputer. Reseptor hasil modifikasi itu lalu diterapkan dan diuji pada tanaman.
Untuk generasi pertama tanaman termodifikasi, reseptor baru itu diharapkan mampu mendeteksi polutan serta bahan peledak di udara atau tanah dekat tanaman. Hasilnya akan menyebabkan penurunan produksi klorofil secara drastis dalam hitungan jam. Untuk generasi berikutnya, Medford dan tim CSU akan berusaha menurunkan waktu reaksi dari jam ke hitungan menit. Mereka juga berniat mengembangkan tanaman yang mampu mengubah warnanya secara halus dan sulit dideteksi kasat mata. Tujuannya supaya penegak hukum bisa menggunakan peralatan tertentu (seperti lampu inframerah) untuk mendeteksi aktivitas seperti pembuat bom (atau mungkin juga narkoba) sebelum para tersangka tahu bahwa kegiatan mereka telah terdeteksi.
Setelah polutan atau bahan peledak disingkirkan, tanaman detektor itu bisa kembali berwarna hijau seperti biasa lagi. Tanaman "berdaya cium" macam ini mungkin bisa disebar di berbagai lokasi yang rentan bahaya kejahatan terorisme seperti bandara misalnya, mal, stadion, atau sekitar sekolah dan rumah-rumah penduduk. Bila jumlahnya cukup banyak, satelit pun bahkan bakal mampu mendeteksi perubahan warna mereka. Katanya tanaman apapun bisa dipakai dan masing-masing bisa mendeteksi polutan.
Masalahnya, tanaman yang dimaksud belum bisa diproduksi mengingat masih butuh penelitian bertahun-tahun lagi. Namun, kalaupun sudah, penyebarluasan tanaman hasil rekayasa genetik tersebut mungkin akan mendapat hambatan tersendiri baik dari legislasi maupun dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya.
Setelah ada cacing yang bisa mendaur ulang limbah beracun, sekarang ada tanaman pendeteksi racun. Kalau saya sih mungkin akan memodifikasi tanaman supaya selama 24 jam, siang dan malam, tetap menyedot CO2 dan gas beracun.
Dracaena
Dracaena atau disebut juga hanjuang , tanaman tersebut ada 2 jenis batang biasa atau batang kecil dengan daun Varigata . tanaman tersebut digunakan tanaman pagar tetapi banyak juga yang menggunakan sebagai tanaman hias dalam ruangan /indoor, ini karena sifatnya yang mampu bertahan lama dalam ruangan , tetapi gara tanaman tersebut sehat sebaiknya setiap minggu sekali di keluarkan untuk memperbaiki metabolismenya .
Dalam laporan NASAdan ALCA hanjuan dalam pot berdiameter 20 cm mampu menyerap antara 18.000 – 27. 279 Mikrogram Tricloroetilane, 25.968 mgr Benzana serta 20. 459 m.gr Formaldehida untuk setiap 24 jam
Ficus
Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik dalam ruangan atau diluar ruang tetapi untuk penempatannya usahakan dekat jendela yang selalu terkena sinar matahari karena kebutuhan sinar mataharinya 60%. Dalam pot berdiameter 25 cm mampu menyerap 35.520 mgr Amonia, 22.56 0 mgr Formaldehida untuk setiap 24 jam
Clorophytum
Clorophytum atau disebut sebagai Liliparis, biasanya dipajang sebagai tanaman gantung, tanaman ini mampu menyerap gas Carbonmonoksida .
tanaman ini pada pot diameter 20 cm mampu menyerap Formaldehida 10.378 mgr setiap 24 jam
Chamaedorea/ palem bamboo/ palem kuning
Tanaman tersebut sangat lengkap menyerap Toxin dalam ruangan , tanaman tersebut memerlukan sinar matahari 60% kemampuan menyerap zat toxin berbahaya sangat lengkap yaitu menyerap Trikloroetilen 16.520 mgr, benzana 34.073 mgr, Formaldehida 76.707 mgr, tanaman ini tergolong lengkap karena mapu menyerap Xilene maupun ammonia dalam jumlah besar.
Philodendron
Tanaman ini adalah merambat tapi sekarang lagi trend ditanam di pot karena kekompakan dan kendahan warna daunnya . dengan sinar matahari 40%-50% tanaman ini hidup secara maximal , sehingga banyak digunakan dalam ruangan sebagai dekoratif ruangan yang sekaligus mampu menyerap zat berbahaya Formaldehida sebesar 8.000 mgr per 24 jam
Nephrolepis
Tanaman paku pakuan ini adalah penyerap zat racun Formaldehida terbaik 44.712 mgr per 24 jam
Sumber :
http://strano66.blogspot.com/2010/09/inilah-tanaman-tanaman-anti-polusi.html
http://tement.blogspot.com/2011/09/9-tanaman-anti-polusi.html
http://seadanyadeh.blogspot.com/2010/12/ternyata-ada-cacing-tanah-super-pemakan.html
http://www.gizmag.com/
http://seadanyadeh.blogspot.com/2011/02/tanaman-ini-berubah-warna-kalau.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1847295-tanaman-anti-polutan-sebagai-dekorasi/#ixzz1LM5ww5Jp
http://mustxco.blogspot.com/2011/05/tanaman-anti-polutan-untuk-memperindah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar