Jumat, 06 Mei 2011
Ikhlas mengundang kemudahan hidup.
Jika Ikhlas Sudah Menjadi kebiasaan, jangan heran kalau hidup menjadi penuh kedamaian dan kasih sayang, juga kemudahan dan berbagai kejaiban.
Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jakarta merelakan dan mengikhlaskan perasaannya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buah mobil dan semuanya baru!
Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah di Depok, Jawa Barat, yang disantroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan. Para pencuri tidak mengambil satupun barang yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!
Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan dua kali surat peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan sekolah ke S2!
Ketiga kisah tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami orang-orang yang telah menerapkan ’i|mu’ ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa masalah dengan melontarkan kalimat, “Sudah|ah, ikhlaskan saja .... ”
Kalau mau digali, sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut, maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita," kata Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute, lembaga pengembangan diri di Jakarta. Dan kalau Tuhan memberikan solusi, kata Erbe, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga, atau dengan kata Iain, ajaib. Inilah yang terjadi dalam ketiga c0nt0h kasus di awal tulisan ini.
Erbe menegaskan, jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi,“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65:2-4)
Ikhlas sendiri, bagi Erbe, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti saat kita mau menumpang pesawat terbang karena kita yakin bahwa sang pilot (yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan. Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.
KEAJAIBAN IKHLAS ITU ILMIAH
Bagi kita, bangsa Indonesia, ikhlas bukanlah merupakan hal yang baru. Menurut Erbe, ini karena ikhlas sudah merupakan fitrah manusia sejak dilahirkan di dunia. Dan nenek moyang kita tahu itu sehingga muncullah ajaran-ajaran untuk selalu ikhlas. R.M.P. Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini, misalnya, terkenal dengan salah satu ajarannya, trimah mawi pasrah (menerima dengan pasrah), yang mencakup “ikhlas terhadap apa yang terjadi, nlenerima apa yang dijalani, dan pasrah terhadap apa yang akan ada."
First Lady pertama RI, Fatmawati Soekarno, sewaktu menunaikan ibadah ke Tanah Suci untuk terakhir kalinya, pergi bertiga dengan istri-istri musuh politik Bung Karno. Ketika akhirnya meninggal di Malaysia pun, ia ditunggui mereka bertiga. Menariknya, ketika Bung Karno meninggal, yang menyalatkan jenazahnya adalah Buya Hamka, orang yang pernah dijebloskannya ke dalam penjara. Kita bisa menarik pelajaran bagaimana konflik bisa terselesaikan dengan manis melalui keikhlasan hati yang ditunjukkan semua pihak yang memiliki hati yang besar.
Kalau benar-benar kita amati, selain ikhlas, keajaiban atau kejadian yang sulit dipercaya, juga bukan hal yang aneh. Sebetulnya kita sering atau pernah mengalami. Dan jika diperhatikan, keajaiban tersebut biasanya terjadi saat kita sudah menyerah kepada keadaan. Ini karena ketika kita menyerah, biasanya kita memasrahkan semuanya kepada Tuhan dan ikhlas apa pun yang terjadi. "Maka, saat itulah Tuhan memberikan solusinya secara tidak diduga-duga seperti yang Dia janjikan," kata Erbe.
Sesungguhnya, tandas Chief Facilitator berbagai pelatihan teknologi spiritual ini, ikhlas dan keajaiban itu adalah sebuah mekanisme alamiah yang ilmiah. llmu Fisika Kuantum menjelaskan bahwa semua benda di alam semesta ini, baik yang tampak mau-pun yang tidak, bahan bakunya sama, berupa vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran yang hidup yang disebut quanta. Kalau dilihat melalui mikroskop nuklir, benda-benda padat yang ada di sekeliling kita sama sekali tidak terlihat padat, tapi hanya berupa rongga berisi getaran quanta.
Salah satu hukum Fisika Kuantum juga menyebutkan bahwa tingkah Iaku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya itu sangat tergantung dari niat penelitinya. Ini bisa berarti bahwa semua benda yang Anda Iihat merupakan susunan energi quanta yang tercipta oleh kerja pikiran dan perasaan kita sendiri.
Hal itu sesuai dengan hukum semesta, Law ofAttraction, yang menyebutkan, setiap energi akan menarik energi yang sejenis. Dan karena pikiran dan perasaan itu bahan dasarnya adalah juga quanta, maka keduanya akan menarik apa yang kita pikirkan atau rasakan.
Ini pula yang terjadi ketika seseorang sedang mengikhlaskan perasaan nya terhadap masalah yang tengah dihadapinya. Ia sedang menyelaraskan pikiran dan perasaannya dengan kehendak Ilahi di level kuantum untuk menarik apa yang ia inginkan tersebut. “Maka, solusi yang kemudian hadir itu sebenarnya karena ‘kita undang’, bukan tanpa sebab apalagi ajalb," jelas penulis buku Iaris Quantum lkhlas dan The Science and Miracle of Zona lkhlas ini.
Tentu saja, Erbe melanjutkan, “keajaiban" itu akan hadir kalau kita mampu menciptakan kondisi ikhlas di hati kita dengan cara mengakses zona ikhlas yang ada di dalamnya. Zona ikhlas ini adalah wilayah di dalam hati yang bersifat kuantum yang diyakini para ilmuwan sebagai sumber , segala hal yang dibutuhkan umat manusia. Dalam ilmu pengetahuan, zona ini disebut dengan berbagai nama, seperti Zero Point Field, The Field, Divine Matrix, atau Unified Field.
Lynne McTaggart, peneliti yang menulis buku The Intention Experiment, menyebutkan adanya ruang kosong di alam kuantum di mana semua energi dilahirkan. Ia menamakan nya, Zero Point Field.
Sama dengan Lynne, Gregg Braden dalam bukunya, Divine Matrix, menunjukkan bahwa di dalam Matrix Ilahi itu tersimpan blue print semua ciptaan dalam bentuk ‘benih’ segala kemungkinan yang belum mewujud — baik maupun yang buruk, tergantung pikiran, perasaan, atau niat kita. Jadi, Erbe menegaskan, Zero Point Field, Divine Matrix, atau Zona Ikhlas inilah yang perlu kita akses dan olah dengan pikiran, perasaan, dan doa-doa yang positif untuk membuat perubahan di dalam kehidupan.
MENGAKSES ZONA IKHLAS
Untuk memasuki zona ikhlas, Erbe menyarankan brain wave management atau pengaturan gelombang otak agar mendapatkan gelombang yang sesuai dengan gelombang di Zona Ikhlas tersebut. Bila dlrekam dengan alat perekam gelombang otak, EEG (elektroensefalogram), otak terlihat memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa seseorang. Gelombang tersebut dibagi menjadi:
Beta (14—i0oHz): kita berada dalam kondisi sadar penuh, konsentrasi, otak didominasi logika.
Alpha (8-13,9Hz): kondisi relaks, istirahat, nyaman, meditasi bahagia.
Theta (4—;9Hz): kondisi meditasi yang lebih dalam, khusyuk, dominasi intuisi
Delta (o,1—3,9Hz): kondisi tidur lelap tanpa mimpi, tidak sadar; tidak merasakan punya badan.
Dari keempat gelombang otak tersbut, Alpha dan Theta merupakan pintu masuk ke bawah sadar (dunia kuantum) di mana Zona ikhlas itu terletak. Untuk mencapai gelombang Alpha dan Theta, Erbe menjelaskan, maka otak perlu diistirahatkan dengan cara relaksasi atau meditasi. Caranya, dengan menstimulir panca indra kita. Untuk indra peraba, bisa dilakukan pemijatan, sedangkan untuk indra penglihatan kita melakukannya dengan melihat dan menikmati keindahan. Sementara untuk indra pengecapan, bisa dilakukan dengan berpuasa, indra penciuman bisa di lakukan dengan aroma terapi, serta indra pendengaran, kita bisa melakukannya dengan mendengarkan Irama alam atau metode terapi musik.
Begitu kita merasakan relaks, nyaman, dan perasaan-perasaan positif lainnya, itu artinya otak kita. sedang dipenuhi gelombang Alpha. inilah saat yang tepat bagi kita untuk membersihkan pikiran dan perasaan negatif, trauma atau memori yang tersimpan di bawah sadar dan menggantikannya dengan semua hal yang positif sehingga tercapailah kondisi ikhlas itu.
Tanda-tanda keikhlasan itu adalah kalau kita sudah mampu mengubah perasaan negative tersebut menjadi perasaan nyaman, damai, clnta, syukur dan bahagia. Brain wave management juga bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi terkini, yaitu audio brain wave, yang kini sudah mulai banyak digunakan di Indonesia. Ini adalah teknologi digital yang dapat memudahkan penggunanya memasuki gelombang Alpha atau Theta secara otomatis melalui suara atau musik. Suara atau musik itu direkam dalam sebuah compact disc (CD) dan disipi frekuensi tertentu yang akan melakukan sinkronisasi dengan gelombang otak penggunanya sehingga tercapailah kondisi relaks atau meditasi yang diinginkan. “Jika menerapkan ikhlas sudah menjadi suatu kebiasaan, maka jangan heran jika hasil akhirnya adalah hidup yang tldak hanya penuh kedamaian dan kasih sayang, tapi juga kemudahan dan berbagai keajaiban,” ujar Erbe. Sungguh menyenangkan. Mau?
Oleh Wahyu hidayat :: Readers Digest Indonesia
Sumber : http://www.quantumikhlas.com/home/the-news/120-ikhlas-mengundang-kemudahan-kidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar