Terima kasih Atas kunjungannya

Jumat, 25 Februari 2011

7 Diktator sekutu A S yang dicampakkan Gedung Putih.

Amerika Serikat (AS) agaknya menganut sistem 'habis manis sepah dibuang'. Pasalnya, situs Al-Jazeera Arab merilis sebuah artikel yang menuliskan daftar mantan sekutu diktator Gedung Putih yang dihargai ketika berkuasa, tetapi dibuang setelah dilengserkan dari kekuasaan di negaranya.
Inilah mereka ;



Mohammad Reza Pahlavi



Apa yang dialami mantan Shah Iran ini merupakan contoh yang paling nyata atas pengkhianatan AS terhadap para diktator yang semula merupakan sekutunya. Mantan presiden AS Jimmy Carter pernah menggambarkan Iran sebagai “sebuah pulau dengan stabilitas” di bawah Shah, namun setelah sang diktator 'turun tahta' pada 1979, AS bahkan menolaknya memasuki negaranya untuk melakukan perawatan karena menderita kanker.



Ferdinand Marcos



AS lah yang menopang diktator ini naik tahta sebagai presiden Philipina pada 1965, dan sebagai balasan atas 'budi baik' AS itu, Marcos menjadikan negaranya sebagai 'wakil Amerika Serikat' di Asia Tenggara. Tetapi ketika Marcos didera revolusi yang dilakukan rakyatnya, AS tidak menyelamatkannya, sehingga Marcos terguling dan digantikan Corazon Aquino.



Jafaar Nimeiri



Presiden Sudan ini digulingkan oleh rakyatnya melalui revolusi pada 1986. Namun ketika meminta suaka politik kepada AS, ditolak. Padahal Sudan di bawah pemerintahan Nimeiri diduga telah membantu Amerika menguburkan limbah nuklirnya di negara Afrika tersebut, serta membantu orang-orang Yahudi bermigrasi dari Ethiopia ke wilayah Palestina yang didudukinya.



Manuel Noriega



Mantan penguasa Panama ini dihancurkan sendiri oleh AS dengan dalih melakukan pencucian uang senilai US$ 3 juta dari perdagangan obat bius, sehingga pada 1989 AS menginvasi Panama dan menjadikan Noriega sebagai penjahat perang. Setelah ditahan sekian lama, Noriega diekstradisi ke Perancis karena pencucian uang, menurut AS, dilakukan di negara itu. Pada 2010, Noriega diadili pengadilan Perancis. Padahal Noriega lah yang membantu memperkuat kontrol Amerika atas negaranya dan Terusan Panama.



Pervez Musharraf



Presiden Pakistan ini sempat dikecam rakyatnya karena membela AS dalam memerangi apa yang disebut AS sebagai terorisme. Namun pada 2008, Presiden AS George W. Bush menanggalkan dukungannya terhadap sekutu setianya di kawasan Asia itu dengan mendukung oposisi yang tumbuh di Pakistan. Gejolak yang saat ini terjadi di Timur Tengah membuat sejumlah analis khawatir kalau Musyaraf akan senasib dengan Mubarak dan Ben Ali, yakni digulingkan rakyatnya melalui revolusi.



Zine El Abidine Ben Ali



Berbagai sumber mengklaim, AS lah yang mengatur untuk mengakhiri pemerintahan diktator yang berkuasa di Tunisia selama 23 tahun ini, sehingga terjadilah revolusi yang dilakukan rakyat Tunisia sendiri. Ketika Tunisia sedang bergejolak, AS juga yang menyarankan Ben Ali agar mundur, sehingga pada 14 Januari 2011 Ben Ali meletakkan jabatannya dan meminta suaka politik kepada Arab Saudi yang juga negara sekutu AS.



Hosni Mubarak



Presiden Mesir ini terpaksa harus melepaskan jabatannya pada 11 Februari 2011 akibat demo selama 18 hari yang dilakukan rakyatnya. Mubarak juga sekutu AS. Selama berkuasa, dia mendukung kebijakan Washington, khususnya dalam hubungannya dengan Israel dan blokade atas Jalur Gaza. Namun ketika Mubarak dalam posisi genting, AS justru sibuk menyiapkan penggantinya, yakni Omar Sulaiman yang juga sekutu AS.

Menurut Al Jazeera, di masa lalu cukup banyak aksi demonstrasi di dunia Arab yang diwarnai pembakaran bendera Amerika serta patung presiden AS. Pada demonstrasi pro-demokrasi di jalan-jalan Kairo dan di tempat lain, memang tak ada referensi bahwa AS berada di balik aksi-aksi itu, namun beberapa analis menyebut kalau gejolak yang terjadi di Timur Tengah ini sebagai “Tengah Timur pasca-Amerika”, yang mengindikasikan bahwa pengaruh AS di kawasan itu mulai berkurang, dan kawasan itu kini dilanda ketidakpastian politik yang jauh lebih besar terkait bagaimana peran AS selanjutnya di sana.

Toufan Faisal, seorang aktivis demokrasi veteran di Yordania, mengatakan, mereka memang menghindari referensi yang terkait dengan AS sebagai model peran politik, karena takut mengasingkan pendukung potensial.

AS telah memiliki momen yang bagus di Timur Tengah. Apalagi ketika Obama mulai menjabat sebagai presiden negara itu pada 2009, Obama menjanjikan sebuah era baru dalam hubungan AS dengan dunia Muslim. Tetapi kegagalan pemerintah AS untuk mempertahankan proses perdamaian yang layak antara Israel-Palestina, atau untuk membujuk Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman di atas lahan yang diklaim oleh Palestina, telah mengecewakan rakyat Timur Tengah. "Bahkan kini mereka tak yakin Obama memang dapat membawa perubahan," kata Rami Khouri, direktur Fares Institute of Public Policy and International Affairs di American University of Beirut.

Dunia Arab juga pernah berharap pada 2005, ketika Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice berpidato tentang demokrasi di kampus Universitas Amerika di Kairo yang hanya beberapa langkah dari pusat demonstrasi rakyat Mesir yang akhirnya membuat Mubarak meletakkan jabatan, yakni Tahrir Square. Dan harapan itu pun menguap tanpa bekas.

Masihkan mempercayai Amerika?



Sumber : http://sangpemburuberita.blogspot.com/2011/02/7-diktator-sekutu-as-yang-dicampakkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar