Terima kasih Atas kunjungannya

Sabtu, 26 Februari 2011

10 Kota berbahaya di dunia.

Kota yang indah dan megah tak hanya menjadi kebanggaan penduduknya, tapi juga menjadi tempat pavorit bagi pelancong dalam dan luar negeri untuk bertandang. Namun sayang, kota-kota seperti ini, terutama dengan populasi penduduk mencapai jutaan, bahkan puluhan juta orang, plus tingginya aktivitas perekonomian dan industri di dalamnya, serta konflik politik, membuat kota-kota seperti ini terbebani oleh berbagai persoalan yang membuatnya menjadi tidak sehat untuk dihuni
Polusi udara, polusi suara, sampah, macet, dan tingginya angka kriminalitas adalah beberapa persoalan yang membelit kota berkategori kota metropolitan tersebut. Karena bebannya, banyak lembaga dan organisasi non-profit, seperti Blacksmith Institute, Mercer Human Resource Consulting dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tertarik untuk meneliti kondisi terkini kota-kota tersebut, dan mengelompokkannya berdasarkan kategori-kategori tertentu agar masayarakat, terutama penduduk di kota itu, melakukan antisipasi seperlunya demi kesehatan dan kenyamanan hidup mereka.
Nah, jika Anda ingin tahu kota mana saja yang indah namun tidak sehat untuk dihuni, bahkan polusinya dapat memicu beragam penyakit yang berpotensi menimbulkan kematian, berikut daftar 5 dari 10 besarnya yang disusun berdasarkan abjad.

Beijing, China



Ibukota China ini bak kota bermandikan asap. Jika Anda berkunjung ke kota itu untuk pertama kali, Anda akan melihat seperti ada kabut yang menutupi kota itu bagaikan selimut. Perkembangan kota berpenduduk 17 juta jiwa ini memang pesat. Tingginya populasi membuat kerja keras pemerintah China untuk menyediakan energi listrik yang memadai, membuat lingkungan kota ini tercemar oleh 'limbah' batu bara yang digunakan untuk menggerakkan stasiun-stasiun pembangkit listrik. WHO mencatat, tingkat polusi di kota ini telah melampaui ambang batas standar kesehatan. Parahnya, jika angin bertiup dari gurun Gobi, angin membawa debu dari gurun itu sehingga Beijing dilanda badai debu. Kondisi air tanah pun parah, karena hampir 90% air bawah tanah kota ini telah terkontaminasi. Tingginya tingkat polusi di kota ini membuat banyak orang memilih menggunakan masker ketika beraktifitas di luar rumah.



Buenos Aeros, Argentina



Kota ini memiliki banyak hal yang patut dibanggakan warganya. Latarbelakang sejarah berdirinya kota ini, kebudayaannya, iklim yang menyenangkan, dan kereta api bawah tanah yang selalu siap mengantar setiap orang kemana saja mereka mau di kota itu, baik sekedar pelesiran maupun untuk menjalani rutinitas bisnis dan perekonomiannya. Namun perkembangan kota yang pesat dengan disertai ledakan jumlah penduduk yang sigifikan, membuat kota ini sangat tidak nyaman untuk ditinggali. Pasalnya, pesatnya pembangunan membuat lahan-lahan ruang terbuka hijau (RTH) dan area parkir air seperti rawa-rawa, berubah fungsi menjadi gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan permukiman penduduk. Padahal Buenos Aeros berada di dataran rendah. Akibatnya, setiap kali musim hujan, kota ini tak hanya terendam, tapi juga berkali-kali mengalami banjir besar seperti yang terjadi pada 1905, 1966, 1977, 1985, 1990, 1992, 1997, 1999 , 2001, 2002 dan 2008. Yang lebih parah, air bawah tanah kota ini pun telah tercemar sehingga membahayakan keselamatan jiwa penduduknya.



Kairo, Mesir



Tingkat polusi udara di kota ini telah 10-100 kali lebih tinggi dari standar kesehatan yang ditetapkan WHO. Hidup di Ibukota Mesir ini ibarat pecandu nikotin yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari. Lemahnya regulasi di bidang industri dan lemahnya kontrol terhadap gas buang kendaraan bermotor, membuat senyawa timbal di udara kota ini telah mencapai tingkat yang membahayakan kesehatan. Selain itu, 'kolaborasi' karbon dioksida, sulfur dioksida, dan gas lainnya yang ditimbulkan aktifitas industri dan gas buang kendaraan bermotor, membentuk senyawa yang dalam jangka pendek maupun panjang, dapat menimbulkan beragam penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematin. Kondisi ini diperparah oleh iklim yang kering dan panas, serta debu dari gurun yang kerap diterbangkan angin hingga ke pusat kota.



Caracas, Venezuela



Kota berpenduduk sekitar 6 juta jiwa ini dianggap tidak sehat untuk ditinggali bukan karena faktor tingginya polusi, namun tingginya tingkat kekerasan yang menyebabkan kematian. Sejak Hugo Chavez menjadi presiden Venezuela pada 1998, pejabat yang dibunuh meningkat 67%. Data bahkan menyebutkan, pada setiap 100.000 penduduk kota ini, 130 di antaranya meninggal akibat dibunuh. Caracas bahkan berada pada posisi pertama sebagai kota berpredikat kota pembunuhan di dunia. Di peringkat kedua Bogota. Pembunuhan terjadi akibat konflik politik antara elit di negara itu.

Dar es Salaam, Tanzania



Dalam bahasa Inggris, Dar es Salaam berarti 'house of peace'. Meski pemerintah Tanzania sedang giat-giatnya membangun perekonomian dan melestarikan budaya, kota ini jauh dari kesan sebagai kota yang damai, karena meski kota ini disesaki 3 juta penduduk, kota ini tidak memiliki sarana transportasi masal. Sanitasi lingkungan pun buruk, karena limbah domestik (limbah rumah tangga) dan limbah industri tidak dikelola dengan sistem yang baik, sehingga Sungai Msimbazi, sungai utama di kota ini, tercemar. Dampaknya, penduduk kota ini rawan dijangkiti berbagai penyakit, termasuk penyakit menular, kerusakan pada sistem reproduksi, gangguan pernafasan, dan kerusakan sistem saraf pusat. Celakanya, pemerintah tidak pernah memeriksa pihak-pihak yang membuang limbah secara serampangan, termasuk limbah industri yang dibuang secara tidak bertanggung jawab di lokasi pembuangan yang disebut Vingunguti



Dhaka, Bangladesh



Dengan penduduk berjumlah sekitar 12 juta jiwa, kota ini tak nyaman untuk ditinggali akibat tingginya tingkat polusi udara, pencemaran lingkungan, kemacetan, dan air yang telah tercemar limbah industri dan domestik. Di Ibukota Bangladesh ini, 70% rumah tangga tidak memiliki jamban, sehingga warga membuang hajat di lahan-lahan kosong dan sungai, seperti Sungai Buriganga, Shitalakhya atau Balu. Lebih celaka lagi, industri pun membuang limbahnya ke sungai-sungai tersebut, sehingga air sungai yang semula jernih, di beberapa bagian menjadi hitam. Upaya pemerintah Bangladesh untuk memurnikan kembali air tersebut dengan klorin sulfat amoniak, tidak membuahkan hasil yang maksimal.



Johannesburg, Afrika Selatan



Kota ini terjerumus pada tingginya angka kriminalitas seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan. Dan ini telah berlangsung selama beberapa dekade. Pusat kota Johanseburg merupakan surga bagi para pelaku kejahatan yang umumnya tinggal di pinggiran kota. Kondisi memprihatinkan Johanesburg ini dipicu oleh tingginya angka pengangguran. Pemerintah Afrika Selatan hingga kini masih berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan mengupayakan lapangan kerja dan menstabilkan perekonomian. Selain itu, sejak Desember 2009 di setiap sudut jalan dipasangi CCTV untuk mematau keamananan di sana. Pemasangan kamera ini cukup efektif karena beberapa aksi kejahatan berhasil terekam dan pelakunya dapat ditangkap. Namun tentu saja, untuk menjadikan Johanesburg sebagai kota yang nyaman untuk ditinggali, 'prestasi' tersebut belum ideal.



Mexico City, Meksiko



Pejabat di kota ini telah melalukan beragam cara guna mengatasi kemacetan parah yang terjadi setiap hari dan mengatasi polusi udara sebagai dampak ikutannya. Cara yang ditempuh antara lain adalah dengan hanya mengizinkan mobil dengan warna plat nomor tertentu untuk melalui jalan tertentu pada hari-hari tertentu pula. Namun cara belum efektif, karena para orang kaya di kota ini memiliki banyak akal untuk menyiasati kebijakan tersebut, sehingga setiap hari kemacetan tetap terjadi. Selain itu, bus, truk dan taksi masih menggunakan bensin bertimbal. Untung saja kereta bawah tanah di kota ini berfungsi efektif sehingga tak sedikit pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke moda angkutan ini. Selain itu, polusi udara di kota ini selalu dipantai, sehingga pada hari-hari buruk atau hari-hari dimana tingkat polusi mencapai titik tertinggi dan membahayakan kesehatan, pabrik dapat ditutup, jam sekolah berubah, dan kegiatan warga berpergian dibatasi.



Moscow, Rusia



Selama ini orang selalu membayangkan Moskow sebagai kota yang kaya akan warisan budaya nenek moyang yang ditandai dengan banyaknya bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur yang mengesankan, atau kota dengan budaya korupsi yang parah, kota berbahaya hidup sangat hidup, atau kota yang telah dicemari oleh limbah industri. Tak banyak yang tahu kalau di kota berpenduduk sekitar 17 juta jiwa itu terdapat sebuah lokasi yang menjadi tempat pembuangan limbah radioaktif yang dihasilkan pembakit-pembangkit tenaga nuklir yang dimiliki Rusia . Lokasi yang berada di tepi sungai di bagian selatan Moskow itu ditemukan oleh tim peneliti yang antara lain berasal dari Rusia Research Centre Kurchatov Institute dan Institut Fisika Teoritis dan Eksperimental pada 1996. Lokasi ini dekat dengan permukiman penduduk. Untuk mencegah bahaya yang tak diinginkan, limbah itu telah dikubur di sebuah lokasi khusus.
Untuk diketahui, Rusia memiliki 65 pembangkit nuklir yang hampir sepertiganya berada di Moskow.



New Delhi, India



Kota terbesar ke delapan di dunia dan berpenduduk sekitar 16 juta jiwa ini menghadapi masalah air yang pelik. Sistem drainase kota ini telah tercemar limbah industri yang dibuang para pengusaha yang tidak bertanggung jawab, sehingga drainase mengandung bahan kimia beracun seperti arsen, merkuri dan fluorida; polutan seperti nitrat, kalium, fosfat; dan logam berat seperti kadmium, kromium, tembaga, besi, timah, dan nikel. Celakanya, sistem drainase ini bermuara ke Sungai Yamuna, sungai utama di kota itu yang airnya juga dimanfaatkan warga untuk mandi, mencuci dan sebagainya. Tak pelak, dalam jangka panjang maupun pendek, warga yang menggunakan air tersebut terancam mengalami gangguan kesehatan. Mereka yang tidak bersentuhan langsung dengan air ini pun bukan berarti aman dari bahaya, karena mereka bisa saja terpapar melalui buah-buahan, sayuran, daging dan biji-bijian yang mereka makan, atau terpapar di tempat bekerja, dan melalui udara yang mereka hirup. Hingga kini pemerintah India masih berkutat untuk mengatasi masalah krusial ini.



Sumber :
forum Vivanews)
http://sangpemburuberita.blogspot.com/2010/10/10-kota-berbahaya-di-dunia-i.html
http://sangpemburuberita.blogspot.com/2010/10/10-kota-berbahaya-di-dunia-bagian-ii.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar