Terima kasih Atas kunjungannya

Minggu, 15 September 2013

Yang perlu diketahui tentang rokok.



Kenapa rokok begitu digemari di Indonesia?
Sepertinya sudah menjadi budaya sejak nenek moyang sampai cucu cicitnya hari ini semakin banyak saja penerus perjuangan para perokok.
Apa yang menyebabkan lintingan kertas terbakar itu bisa begitu nikmat disedot asapnya, bahkan pecandunya bisa menghirup asap kematian lebih sering dibandingkan dengan kebutuhan untuk makan dalam sehari.
Tak jarang merokok dijadikan kebutuhan primer yang tidak bisa ditinggalkan sama sekali.
Sampai saat ini masih belum menemukan logika kenikmatan kenapa rokok bisa begitu nikmat, padahal sudah banyak dokter dan ahli dibidang kesehatan memaparkan begitu banyak penyakit ataupun bahaya yang dihadapi para perokok tersebut.
Masih tidak sadar atau hanya pura-pura tidak tahu, padahal himbauan pemerintah sudah jelas : “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin“. Tetap menghindar juga dari kenyataan ini dengan alasan tanpa merokokpun orang bisa terkena penyakit kanker, jantungan, impoten bahkan janin terganggu.


Kanker Paru-Paru
Masihkah para smoker menganggap ringan masalah yang dihadapinya?
Padahal sudah banyak orang yang dengan senang hati memberi tahu bahwa merokok itu tidak baik, merugikan diri sendiri dan orang lain, tapi yang terjadi mungkin himbauan itu hanya masuk dan keluar seperti asap yang mereka sedot dan ditiup kembali.


Penyakit Karena Rokok
Ternyata tidak cukup pula dalil agama ataupun peraturan pemerintah yang ada untuk membuat perokok itu berhenti.
Terkadang dikalahkan dalil yang mereka buat sendiri agar memperkuat keinginan mereka untuk tetap bisa merokok dengan bebas, walaupun mengganggu orang lain.
Begitu bebasnya para perokok itu sampai melupakan bahwa mereka juga telah merengut secara paksa orang-orang disekitar mereka yang tidak merokok.
Kebebasan untuk hidup nyaman sehat tanpa asap mematikan, bisa bernafas menghirup udara yang segar.
Rupanya para penghirup asap telah lupa mereka telah menganiaya secara langsung orang disekitarnya ketika asap itu keluar dan masuk melalui mulut mereka.
Harusnya untuk merokok mereka melihat keadaan sekitar, jangan ketika banyak orang atau dalam tempat tertutup mereka seenaknya membakar puntung rokok.
Jangan merokok pas ada orang yang tak suka dengan asap rokok, anak-anak atau ada wanita hamil, tapi kadang ada juga wanita hamil dengan suka rela mengajarkan janinnya untuk merokok sejak dini.


Hamil Ngerokok


Wanita Hamil Merokok
Tubuh si perempuan itu berhubungan langsung dengan sang bayi, berarti asap yang dihisap dan penyakit yang dibawanya akan berpengaruh langsung kejaninnya.br />

Janin dan Rokok
Orang terbiasa merokok akan tidak bisa lepas dari rokok, wanita yang biasa merokok ada kemungkinan besar dia akan merokok ketika sedang hamil, seharusnya menjaga janin yang menjadi tanggung jawabnya.


Bocah Ngerokok


Nenek Ngerokok


Pria Perokok


Wanita Perokok


Obama Ngerokok


Monyet Ngerokok
Jika anda para perokok pasif, alias bukan perokok tapi dipaksa untuk menghirup asap kematian, maka sekaranglah saatnya anda menyatakan sikap dengan tegas dan jelas bahwa anda terganggu oleh mereka.


Meninggal Karena Rokok



Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Berbagai racun yang terkandung di dalam rokok dengan ganasnya bisa merusak sistem tubuh manusia.
Salah satu bahayanya bisa menyebabkan kanker laring, tenggorokan dan esofagus, yang akhirnya membuat leher si pecandu menjadi berlubang.


Berikut adalah para mantan pecandu sekaligus korban rokok, yang lehernya bolong serta mengeluarkan suara seperti robot saat berbicara, seperti dirangkum detikHealth, Jumat (13/9/2013)


RE Lumbantobing.


(Foto: Uyung/detikHealth)
RE Lumbantobing (77 tahun) selalu memakai syal di balik kerah bajunya yang menutupi leher, tapi ketika syalnya dibuka terlihat lubang menganga di leher yang untuk orang awam cukup mengerikan melihatnya.
Itulah sebabnya saat ia bicara, syal itu kembang kempis karena di baliknya ada lubang di leher.
RE Lumbantobing adalah survivor atau mantan penderita kanker esofagus yang telah kehilangan organ-organ di leher termasuk tenggorokan dan pita suara, terkena efek negatif dari kebiasaan merokok.
Ketika berbicara, bunyi suaranya bukan keluar dari mulut namun bunyi suara dari leher yang ditutupi slayer yang seolah ada speaker di dalamnya.
Suaranya juga tidak seperti orang normal pada umumnya, bunyi suara keduanya agak bergetar seperti suara robot atau alien di film-film fiksi ilmiah.
Begitu juga saat bernapas, syal itu bergerak-gerak seperti ada sesuatu yang tersembunyi di dalamnya.
Lambaian syal yang bergerak akibat hembusan udara semakin jelas ketika pria ini memperagakan kemampuannya untuk bernapas dengan hidung ditutup rapat, ternyata hidungnya sudah tidak berfungsi sehingga proses bernapas lewat leher.


Edison Siahaan.


(Foto: Merry/detikHealth)
Edison Siahaan (75 tahun) merokok sejak remaja sekitar usia 17 tahun, ia termasuk perokok berat karena setidaknya 3 hingga 4 bungkus rokok ia hisap habis setiap hari.
Sekitar 50 tahun ia menjadi pecandu rokok hingga akhirnya didiagnosis dokter menderita kanker laring (kotak suara) pada tahun 1995.
Kanker sebesar genggaman tangan bersarang di daerah lehernya, yang akhirnya harus dilakukan operasi pengangkatan pita suara.
Operasi tersebut harus membuat Edison kehilangan pita suara yang berarti ia tak bisa bicara lagi, yang lebih mengerikan terdapat lubang sebesar ibu jari di lehernya, persis seperti gambar lubang di leher yang mengeluarkan asap rokok, yang terdapat di bungkus-bungkus rokok Amerika.
Ketika berbicara, suara Edison terdengar hilang timbul, terang saja karena suara yang ia hasilkan berasal dari saluran makan esofagus yang ia latih agar bisa mengeluarkan suara.


Zainudin.


(Foto: Uyung/detikHealth)
Zainudin (41 tahun), seorang laki-laki bersuara seperti robot asal Bogor hidup tanpa pita suara sejak tahun 1996.
Hanya tersisa lubang kecil di lehernya karena tenggorokannya sudah diangkat setahun setelah didiagnosis menderita kanker pita suara kurang lebih 18 tahun yang lalu.
Laki-laki ini bukan seorang perokok meski mengakui pada masa mudanya dulu pernah sekali dua kali mengisap rokok sekedar untuk bergaul.
Namun yang jelas ia mengakui, sejak kecil ia tinggal serumah dengan keluarga besarnya yang hampir semuanya merupakan perokok berat sehingga ia sendiri termasuk perokok pasif.
Dampak dari asap rokok yang dihisapnya cukup berat, seperti yang dirasakannya saat ini.
Pada tahun 1996 ia didiagnosis kanker pita suara, lalu setahun kemudian harus menjalani operasi pengangkatan pita suara serta jakun dan hampir seluruh organ yang ada di lehernya.
Hidungnya sama sekali sudah tidak berfungsi, sebab keluar masuknya udara pernapasan kini bisa langsung melalui lubang di lehernya.
Lubang ini juga berfungsi sebagai penghasil bunyi-bunyian, meski suaranya sangat bergetar dan tak semerdu suara yang keluar dari pita suara


Barbara Izzarelli.


(Foto: dailymail)
Barbara Izzarelli, yang berasal dari Norwich, Connecticut, harus rela kehilangan laring atau kotak suaranya 16 tahun yang lalu, setelah merokok selama 25 tahun.
Mantan perokok ini harus bernapas melalui lubang di tenggorokannya setelah menderita kanker laring.
Ia juga kehilangan fungsi indera penciumannya dan tak lagi bisa makan makanan padat.
"Saya tahu itu adalah bagian dari kesalahan saya karena memilih untuk merokok. Tapi mereka (perusahaan rokok) membuat produk yang berbahaya.
Pada saat itu, ketika saya mulai merokok saya tidak tahu itu berbahaya.
Ini benar-benar mengubah hidup ketika sakit, keluarga saya hancur ketika mereka melihat saya hanya berbaring kesakitan," ujar Barbara


Debi Austin.


(Foto: foxnews)
Debi Austin merupakan mantan pecandu rokok yang aktif memberikan kampanye di California tentang bahaya rokok, ia telah meninggal Februari lalu di usia 62 tahun.
Austin pertama kali muncul di televisi pada tahun 1996, mengaku mulai merokok pada usia 13 tahun dan tidak pernah bisa berhenti.
Akibatnya, organ-organ di tenggorokannya digerogoti kanker, ia menjalani operasi di usia 42 tahun, yang membuat lehernya berlubang, atau disebut stoma, yang membuatnya dapat bernapas sambil berbicara.


Richard Fox.


(Foto: toledoblade)
Richard Fox adalah salah satu korban perokok pasif.
Ibu, paman, teman-teman, dan rekan-rekan kerjanya semua adalah perokok.
Fox sendiri tidak merokok, tetapi ia terkena kanker akibat asap rokok orang lain.
Fox menjalani dua kali operasi untuk kanker.
Pertama untuk menghapus tenggorokannya, dan kedua enam tahun kemudian, untuk menghapus bagian dari paru-paru.
Setelah menjalani operasi laryngectomy, leher Fox harus berlubang dan saat berbicara suaranya berasal dari lubang di leher tersebut.
Kakaknya, Donald Fox, yang juga bukan perokok, meninggal pada usia 38 tahun akibat kanker pada lidah, rahang, dan leher.


Terrie.


(Foto: CDC)
Terrie, wanita yang berasal dari Carolina Utara juga kehilangan kotak suaranya karena keganasan rokok.
Lehernya berlubang setelah kanker menggerogoti organ-organ di tenggorokannya.
Kini foto Terrie lengkap dengan lehernya yang bolong sering digunakan untuk iklan grafis pada kampanye kesehatan di Amerika Serikat.




Sumber :
http://paoir.wordpress.com/2010/03/11/kenapa-rokok/
http://health.detik.com/read/2013/09/13/163050/2358319/763/2/beginilah-rupa-para-korban-rokok-leher-bolong-dan-suara-seperti-robotw992201heal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar