Terima kasih Atas kunjungannya

Kamis, 15 Agustus 2013

Festival Lembah Baliem.



Festival Lembah Baliem
Inilah festival luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua.
Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antar suku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan.
Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antar suku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
Awalnya pertama kali digelar tahun 1989.
Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka.
Adanya pemicu ini menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan.
Atraksi ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan akan hari esok yang harus lebih baik dari hari ini.


Festival Lembah Baliem
Suku-suku di suku Papua meski mengalami modernisasi tetapi masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian pria suku Dani yang hanya mengenakan penutup kemaluan atau disebut koteka.
Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan dilengkapi dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu cendrawasih atau kasuari, sedangkan para wanita suku Dani mengenakan rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut sali.
Saat membawa babi atau hasil panen ubi, para wanita membawanya dengan tas tali atau noken yang diikatkan pada kepala mereka.
Suku Dani terbiasa berperang untuk mempertahankan desa mereka atau untuk membalas dendam bagi anggota suku yang tewas.
Para ahli antropologi menjelaskan bahwa "perang suku Dani" lebih merupakan tampilan kehebatan dan kemewahan pakaian dengan dekorasinya daripada perang untuk membunuh musuh.
Perang bagi Suku Dani lebih menampilkan kompetensi dan antusiasme daripada keinginan untuk membunuh.
Senjata yang digunakan adalah tombak panjang berukuran 4,5 meter, busur, dan anak panah.
Seringkali, karena perang orang terluka daripada terbunuh, dan yang terluka dengan cepat dibawa keluar arena perang.


Festival Lembah Baliem
Kini, perang suku Dani diadakan setiap tahun di Festival Bukit Baliem di Wamena selama bulan Agustus (lihat Kalender Acara).
Dalam pesta ini, yang menjadi puncak acara adalah pertempuran antara suku Dani, Yali, dan Lani saat mereka mengirim prajurit terbaiknya ke arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran terbaik mereka.
Festival ini dimeriahkan dengan Pesta Babi yang dimasak di bawah tanah disertai musik dan tari tradisional khas Papua.
Ada juga seni dan kerajinan buatan tangan yang dipamerkan atau untuk dijual.
Setiap suku memiliki identitasnya masing-masing dan orang dapat melihat perbedaan yang jelas di antara mereka sesuai dengan kostum dan koteka mereka.
Pria suku Dani biasanya hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani mengenakan koteka lebih besar, karena tubuh mereka lebih besar daripada rata-rata pria suku Dani.
Sedangkan pria suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat di pinggang.
Dengan menghadiri Festival Lembah Baliem maka Anda akan memiliki kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan beragam tradisi suku-suku setempat yang berbeda-beda tanpa harus mengunjunginya ke pedalaman Papua Barat yang jauh dan berat.
Diperkirakan festival ini diikuti oleh lebih dari 40 suku lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah mereka.









Baliem Valley Festival 1.
The indigenous boy of Baliem Valley.



Baliem Valley Festival 2.
They hold bows and arrows. Ready to hunt the pig.



The Chieftain, Baliem Valley festival.
This is the face of the chieftain of the Baliem Valley.



Baliem Valley Festival.
Hundreds men who hold their javelins.
And ready to have mock of war dance in the festivals.



Baliem Valley Festival 6.
Watching at the tower. He is the eye of his tribe.
Watching the enemies (not the real enemies, literally).



Baliem Valley Festival.
Girls of Baliem Valley. Wearing the traditional make up.



Baliem Valley Festival.
And the song of war begins.
At the modern era, many people from papua has become the popular singer in Indonesia.



Baliem Valley Festival 10.
Traditional War dance, man and woman, move their feet with rhytmics tribal sound.



Warriors in the Baliem Valley Festival.
Posing proudly, the tribesmen are ready to start the colossal mock war.
The closer the spears hurl by the attacking tribesmen, the louder the cheers.



A Towering Lookout Post.
In the vicinity of the valley live a group of people who master the art of tree climbing.
They even live on the tree. They are the Korowais.



Meet your friendly locals.
A second to this moment, a five-star smile is such an unexpected surprise as you rejoice amongst the tribes.



Dancing for the Warriors.
Each tribal warriors bring their own supporters.
These young girls dance to amplify the warring spirit in the staged war dance.



Proudly Dani.
Held only once a year, the festival introduces many faces of the untouched land of Papua.
The man has a pierced nose, and he has so many nose-piercing friends just like, if not better than him.



The Best Spot to Watch.
The festival is so grand.
A thousand participants flock in a massive land, and a best spot to watch the hurling spears is set.



Baliem Festival Beauties.
Each tribe presents its true identity by the costumes and ornaments that become extraordinary sight never been seen before.



Getting dressed for success.
The festival is a rare occasion.
The local people participate voluntarily in their best looking performance.



Kids Playing with Bows and Arrows.
The deep-rooted heritage of their ancestors are introduced in the early age.
These boys are practicing the safe archery taught by their fathers.



Tribune at Baliem Festival.
The Baliem Valley Festival itself is normally held in the beginning of August, facing the Indonesian national independence day.
The main attraction of the festival is the massive mock tribal war involving various tribes living in the vicinity of Baliem Valley, such as Dani, Lani and Yali tribes.



Sumber :
http://www.indonesia.travel/id/destination/427/festival-lembah-baliem


Tidak ada komentar:

Posting Komentar