Terima kasih Atas kunjungannya

Sabtu, 01 September 2012

Mengenal pewarna makanan.



Bahan pewarna makanan.

Ada 2 jenis pewarna pada makanan, yaitu alami dan sintetis (buatan).
Pewarna alami biasanya berupa extrak tumbuhan atau mikroba seperti :
klorophil (warna hijau) dari tumbuhan suji dan pandan,
karoten (jingga) dari wortel,
curcume (kuning) dari kunyit,
karamel (coklat gelap) dari hidrolisis karbihidrat dan gula pasir.
Pewarna alami aman dikomsumsi tetapi kelemahannya warnanya sering tidak stabil dan kurang pekat.




Kedua, pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia seperti :
tartrazin untuk warna kuning,
bliliant blue untuk warna biru,
alura red untuk warna merah.
Meski aman dalam takran tertentu, namun sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.

Ada juga jenis pewarna yang di larang di gunakan sebagai pewarna makanan.
Misalnya Rhodamin B dan Metanil yellow.
Kedua bahan tersebut adalah bahan pewarna textil namun sering di gunakan dalam makanan.
Pada hasil uji coba binatang , zat ini mengakibatkan kerusakan yang cukup parah, utamanya adalah hati, ginjal, dan limpa.




Untuk produk pabrikan berijin resmi dari Departemen Kesehatan penggunanan pewarna sudah di atur dan di kontrol. Namun pada produk olahan tangan masih rawan menggunakan pewarna berbahaya.
Jangan mudah tertarik dengan warna menyala pada syrup pemanis es buah, gulali, saos,
Warna cerah pada krupuk dan lainnya.
Sebaiknya kita hindarkan anak-anak dari jajanan dengan warna menyala demi kesehatan kita dan keluarga.


Pewarna makanan buatan.

Jika Anda tidak akrab dengan pewarna makanan buatan, berikut ini beberapa pewarna yang lebih umum yang bisa Anda temukan pada label makanan dan di mana mereka digunakan. Berikut ini adalah pewarna yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drugs Administration - BPOM Amerika). Pewarna berikut disebut pewarna bersertifikasi karena dibuat oleh manusia.

Pewarna ini larut dalam air sehingga digunakan pada campuran tertentu seperti bubuk agar-agar yang harus dilarutkan.
Lakes adalahpewarna yang tidak larut dan bekerja lebih baik dengan lemak. Dengan dem ikian, mereka harus diuji keberhasilannya sebelum digunakan di dalam makanan.
  • Biru No. 1 – Pewarna ini bisa ditemukan di dalam minuman bersoda, gula pelapis, permen, sirop dan makanan penutup.
  • Biru No. 2 – Makanan ringan, permen dan es krim serta makanan yang dipanggang
  • Merah No. 40 – Agar-agar, puding, es krim, produk susu dan berbagai minuman
  • Hijau No. 3 – Ceri, minuman, serbat, pudding, produk susu
  • Merah No. 3 – Ceri, salad buah, produk susu, makanan yang dipanggang dan makanan ringan
  • Merah No. 17 – Permen, saus, makanan ringan dan minuman
  • Kuning No. 5 – Sereal, makanan yang diawetkan, puding susu, minuman, es krim
  • Kuning No. 6 – Es krim, sereal, permen, minuman, makanan ringan
  • Oranye B – Hot dog, sosis
Pewarna alami aditif yang bukan buatan manusia tidak bersertifikasi. Pewarna ini diperbolehkan karena bersifat organik. Pewarna ini berasal dari sayuran, hewan dan bisa merupakan buatan manusia tapi bersumber alami. Pewarna-pewarna ini termasuk:
  • Warna karamel
  • Kunyit
  • Safron
  • Titanium dioksida
  • Jus sayuran
  • Jus buah
  • Bubuk beet
  • Beta karoten
Proses sertifikasi menguji tingkat yang aman dari pewarna buatan yang biasanya dikonsumsi dalam produk tertentu. Seiring waktu, orang-orang telah berubah dan begitu juga lingkungan.
Penelitian lanjut terus dilakukan sehingga menimbulkan pertanyaan: apakah zat aditif pewarna makanan termasuk yang telah bersertifikasi bisa membahayakan anak-anak kita? Banyak pewarna makanan juga digunakan di dalam produk kosmetik dan perawatan rambut.


Perbedaan pewarna makanan dan pewarna tekstil.

Untuk membuat produk makanan maupun minuman yang menggunakan bahan pewarna, anda harus teliti untuk menggunakan pewarna.
Banyak pewarna yang beredar dipasaran tapi tahukah anda apa itu pewarna makanan atau bukan.
Membedakan pewarna makanan dan yang bukan untuk makanan bisa dilihat dari tampilan fisiknya.


pewarna makanan


Perbedaan pewarna makanan dan pewarna tekstil.

  • Pewarna Makanan
  1. Bila pewarna kena kulit atau menempel ditangan,mudah sekali di bilas dengan air
  2. Bila terkena panas terlalu lama,warna makin pudar
  3. Jika dimasak dengan suhu tinggi,warna kurang cerah
  • Pewarna Tekstil
  1. Sulit dicuci jika warna menempel pada kulit meskipun dicuci menggunakan sabun
  2. Tampilan warna bubuknya terlihat lebih mengkilap
  3. Bila produk dengan menggunakan pewarna ini,semakin terkena panas warna produk semakin mengkilap
Tips Membeli Pewarna Makanan
  • Saat anda membeli pewarna makanan,sebaiknya periksa kemasan pewarna tersebut terlebih dahulu.Pastikan produk tertera ijin dari Balai POM (BPOM)
  • Periksa apakah terdapat kadar kadaluarsa.Pewarna memang tahan sangat lama.Namun karena adanya peraturan tentang masa kadaluarsa terhadap bahan tambahan pangan,produk yang anda pilih harus mempunyainya.
  • Jika anda membeli dengan jumlah kecil (1ons),anda harus tahu kemasan asli dari produk tersebut.
Dipasaran ada terdapat dua jenis pewarna makanan,berupa cair dan serbuk(bubuk).Jika anda sebagai produsen makan maupun minuman,ataupun anda yang memproduksi seperti permen lolipop (yang beraneka warna )bisa menggunakan kedua jenis warna tersebut.Tentunya penggunaan pewarna cair jauh lebih boros jika dibandingkan dengan pewarna bubuk.




Sumber :
http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/bahaya-dan-jenis-bahan-pewarna.html
http://wong168.wordpress.com/2012/05/30/jenis-bahan-pewarna-makanan/
http://doktermu.com/Nutrisi/jenis-jenis-pewarna-makanan-buatan.html
http://wong168.wordpress.com/2012/05/30/pewarna-makanan-buatan/
http://kumborosejati.com/pewarna-makanan-dan-minuman
http://wong168.wordpress.com/2012/05/30/perbedaan-pewarna-makanan-dan-pewarna-tekstil/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar