Terima kasih Atas kunjungannya

Rabu, 25 Januari 2012

Mia Patria.

Vatikan Terpesona Keindahan Paduan Suara Mia Patria




Kelompok paduan suara Mia Patria yang beranggotakan 32 muda-mudi Katolik dari berbagai paroki di Jakarta tampil memukau dalam acara pentas Bhinneka Tunggal Ika di pelataran ruang serba guna KBRI Vatikan, Italia.

Penampilan Mia Patria dengan kostum dari berbagai daerah di Indonesia mendapat sambutan dari penonton yang memberikan aplaus panjang usai acara berakhir, ujar Sekretaris III Fungsi Pensosbud KBRI Vatikan, Bonifacius Riwi Wijayanto kepada koresponden wartawan Indonesia di London, Jumat.

Dikatakannya, kelompok Mia Patria membawakan lagu Alusi Au, Jali-jali, Paris Berantai, Yamko Rambe Yamko serta lagu medley seperti Bubuy Bulan dan Manuk Dadali serta medley Cublak Suweng, Gundhul Pacul dan Padhang Bulan dan juga menampilkan koleksi tarian seperti Tari Bambu, Tari Likurai, Tari Gatotkaca dan penggalan dari Sendratari Ramayana.

Menurut Bonifacius Riwi Wijayanto, kehadiran kelompok tersebut di Italia merupakan rangkaian perjalanan misi budaya Mia Patria ke negara di Eropa seperti Roma dan Bolzano di Italia, Rheineck di Swiss dan Aulendorf, Jerman.

Di Roma, selain tampil di KBRI Vatikan, Mia Patria tampil mengiringi misa kudus yang diselenggarakan di Generalat SVD Roma.

Sedianya Mia Patria akan melakukan Audiensi Umum dan tampil di hadapan Paus Benediktus XVI, namun batal karena terganggunya jadwal penerbangan akibat dari meletusnya gunung di Islandia dua pekan lalu.

Dalam perjalanan misi budaya tersebut, Mia Patria mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI serta Keuskupan Agung di Jakarta, Malang dan Bandung.

Selain mengusung konsep budaya, dalam lawatan ke Eropa ini Mia Patria juga menampilkan lagu-lagu Gerejawi yang diramu dengan unsur tradisional yang ada di Indonesia.

Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Suprapto Martosetomo menyampaikan kebanggaan dan apresiasinya atas upaya gigih generasi muda Indonesia yang tergabung dalam Mia Patria dalam memperkenalkan budaya Indonesia.

Dubes juga mendorong misi kebudayaan semacam ini dapat ditingkatkan di masa datang dalam memperkenalkan Indonesia di dunia internasional.

Para penonton khususnya masyarakat setempat berlomba-lomba untuk berfoto dengan personil Mia Patria yang pada malam itu menggunakan kostum dari berbagai daerah di Indonesia.



Misa Angklung

Mia Patria berarti Tanah Airku. Mia Patria Choir kemudian dapat dimaknai sebagai inilah kehidupan jiwaku yang diterapkan dalam semangat pelayanannya yang menyanyikan lagu-lagu berirama nusantara. Anggotanya adalah para aktivis terpilih paduan suara di paroki-paroki Keuskupan Agung Jakarta. Mereka dituntut dan dididik harus dapat memainkan alat musik dan menari.

Melalui motto Per Ecclessiam Ad Patriam yang artinya melalui gereja bagi Tanah Air/ bangsa, Mia Patria Choir berharap lagu-lagu seperti Hamba Datang, Tuhan Kasihanilah Kami, Kudus-Kudus, Bapa Kami dapat menyentuh hati umat dan sebagai sarana merasul. Lagu-lagu diatas sebenarnya adalah lagu-lagu yang biasa dinyanyikan dalam misa yang dapat dinyanyikan dalam beberapa versi. Yang dimaksud dengan versi adalah gaya musik kedaerahan. Misalnya di album Misa Angklung(2009) lagu Kudus-Kudus dinyanyikan dengan gaya Sunda. Sedangkan di album Misa Budaya(2009) dibawakan dalam versi Melayu.

Pencipta lagu-lagu tersebut, Putut Pudyantoro, menuturkan gaya Melayu yang memang terlihat mendominasi versi gaya kedaerahan dalam album Misa Budaya dan Misa Angklung dipilih, karena versi gaya Melayu memang belum ada. Ini tidak berarti versi daerah lain diabaikan. Dua album misa ini saling memperkaya versi gaya daerah-daerah. Ada gaya Dayak, Jawa, Batak, Betawi, juga Maluku.

Inkulturasi budaya dalam gereja-gereja kini memang kurang. Umat sekarang cenderung lebih senang menyanyikan lagu-lagu asing atau lagu-lagu terjemahan dalam kebaktian selain lagu-lagu yang pilihan aransemennya rasa barat. Rasa kedaerahan kurang. Ibarat makanan, kita lebih doyan kalau makan burger, sandwich, pizza atau sesuatu yang dicampur dengan keju, daripada singkong, asinan, pepes atau sagu.

Makanya kesadaran berbangsa dan bertanah air ini perlu dibangun terus menerus lewat aransemen kedaerahan agar kita bangga punya identitas di mata dunia.
Mari sampaikan kabar baik lewat pujian sampai ke ujung bumi.



BlokBhinneka

Setelah 1 bulan penuh recording vokal dan alat musik, tanggal 19 Juni 2009 yang lalu Mia Patria Choir mempersembahkan 2 album lagu-lagu Misa Inkulturasi dan Angklung, serta 1 album lagu-lagu daerah, Antara lain :



MISA BUDAYA :


Lagu-lagu misa dengan iringan alat musik tradisional
  • Hamba Datang (Gaya Sunda)

  • Tuhan Kasihanilah Kami (Gaya Melayu)

  • Kemuliaan (Gaya Melayu)

  • Terimalah Persembahan Kami (Gaya Betawi)

  • Kudus-Kudus (Gaya Melayu)

  • Bapa Kami (Gaya Dayak)

  • Salam Damai (Gaya Minang)

  • Anak Domba Allah (Gaya Melayu)

  • Syukur PadaMu (Gaya Jawa)

  • Syukur Kami (Gaya Batak)


MISA ANGKLUNG


Lagu-lagu baru untuk keperluan Perayaan Ekaristi, diiringi dengan alat musik tradisional plus angklung sebagai alat musik utama.
  • Hamba Datang (Gaya Sunda)

  • Tuhan Kasihanilah Kami (Gaya Sunda)

  • Kemuliaan (Gaya Sunda)

  • Sembah Bekti (Gaya Jawa)

  • Kudus-Kudus (Gaya Sunda)

  • Bapa Kami (Nasional)

  • Salam Damai (Gaya Minang)

  • Anak Domba Allah (Gaya Sunda)

  • Bersemayamlah Di Dalam Hati (Gaya Keroncong)

  • Usailah Sudah (Gaya Maluku)


NADA BANGSAKU


Lagu-lagu daerah yang sudah kita kenal, diaransemen ulang dengan diiringi alat musik khas tradisional daerah yang bersangkutan.
  • Bungong Jeumpa (Aceh)

  • Alusi Au (Sumatera Utara)

  • Baju Kuruang (Sumatera Barat)

  • Jali-Jali (Betawi)

  • Bubuy Bulan, Tokecang, Cing Cang Keling, Manuk Dadali (Sunda)

  • Lir-Ilir, Cublak Suweng, Gundhul Pacul, Padhang Bulan (Jawa)

  • Janger (Bali)

  • Bolelebo (Timor/NTT)

  • Paris Barantai (Kalimantan)

  • Anging Mamiri dan Pakarena (Sulawesi)

  • Sudah Berlayar (Maluku)

  • Yamko Rambe Yamko (Papua)


PROFILE INFO :


Mia Patria Mempunyai arti “TANAH AIRKU”.
Tanah dan Air adalah lambang kehidupan jiwa.
Mia Patria Choir kemudian dapat dimaknai sebagai “inilah Kehidupan Jiwaku”, yang diterapkan dalam semangat pelayanannya.

Motto, Visi dan Misi
PER ECCLESSIAM AD PATRIAM (Melalui Gereja Bagi Tanah Air/Bangsa)
Pola dan semangat pelayanan Mia Patria Choir mengkhususkan diri pada pengangkatan ranah budaya yang ada di Indonesia sebagai asset menggereja dan berliturgi. Dalam pendekatan inkulturatif ini, Mia Patria berniat menjadi bagian dari setiap kegiatan pastoralia dan liturgis yang dapat menyentuh umat dan sekaigus dapat menjadi sarana merasul.
Untuk itulah Mia Patria lebih mengkhususkan diri dalam musik, tari dan lagu yang bercorak inkulturasi.
Sebagai bentuk sapaan lain kepada saudara kita non Kristiani, Mia Patria juga menampilkan diri sebagai Paduan Suara etnis, yang membawakan musik, tari dan lagu-lagu tradisional yang rawan punah dan sedikit mendapat perhatian masyarakat dalam kemasan Paduan Suara dan aransemen unik kedaerahan.

Tujuan dan Orientasi
Mia Patria didirikan untuk menghadirkan ranah budaya Indonesia di dalam liturgi Ekaristi yang lebih populis, simple, dan acceptable bagi umat. Tanpa berniat mengesampingkan karya-karya lagu Barat dan Klasik di dalam gereja, tetapi niat mengangkat unsur budaya sendiri dalam memperkaya khasanah inkulturatif dalam liturgi memang harus diyakini sebagai asset gereja yang cukup menyapa dan kaya bagi umat.

Anggota, Organisasi dan Tujuan Organisasi
Anggota Mia Patria adalah wujud pengerucutan para aktivis Paduan Suara di Paroki-Paroki Keuskupan Agung Jakarta yang menekankan diri pada pelayanan gerejani. Dalam langkah ke depan, Mia Patria ini akan menjadi semacam dapur Pusat Musik Liturgi KAJ dan sekaligus merupakan wadah Komunitas Paduan Suara se KAJ.
Mia Patria adalah kelompok independent mandiri, swasembada. Namun untuk mengendalikan muatan orientasi dan isi dari lagu-lagunya serta jangkauan operasional kerja pelayanannya, Mia Patria ini berada di bawah naungan Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta.

Berdasarkan tuntutan kebutuhan performance, Mia Patria ini diharapkan dapat menjadi ajang pelatihan dan sharing pengetahuan kepaduansuaraan bagi para aktivis Paduan Suara Paroki, dimana hasilnya dapat ditularkan kepada paduan suara-paduan suara di parokinya masing-masing.
Meskipun Mia Patria adalah nama sebuah Paduan Suara, namun para anggotanya dituntut dan dididik untuk juga mampu bermain musik dan menari.

Ketiga album ini diciptakan (misa angklung+misa budaya) dan diaransemen ulang (nada bangsaku) oleh bapak L. Putut Pudyantoro, ketua seksi musik liturgi KAJ, sehingga isi/syair lagu pada 2 album misa dapat dipertanggungjawabkan secara liturgis. Dan yang paling penting, sekaligus yang merupakan ciri khas dari PS Mia Patria ini adalah lagu-lagu yang dinyanyikan sangat kaya dengan unsur kedaerahan budaya Indonesia.
Jadi, dengan berpartisipasi dlm pembelian CD kami, bapak/ibu/teman/temin sudah turut membantu, mendukung dan melestarikan budaya Indonesia yang nantinya akan kami perkenalkan juga di Eropa.





Sumber :
http://vibizdaily.com/detail/sosbud/2010/04/30/vatikan_terpesona_keindahan_paduan_suara_mia_patria
Majalah Bahana, September 2009
http://www.ebahana.com/warta-1489-Misa-Angklung-Mia-Patria.html
http://www.kotakbisnis.host22.com/dukung-mia-patria-choir-menuju-eropa.html

3 komentar:

  1. saya terima kasih, karena saya dapat memutar cdnya tetapi saya ingin teks paduannya, bagaimana caranya mendonload teksnya itu.?

    BalasHapus
  2. tolong bagaimana mendownload teks paduannya ?

    BalasHapus
  3. teks untuk tiga album yang disebutkan diatas bisa didapatkan dan saya bisa membantu. silakan email kontak anda ke email saya yasinthamega@gmail.com

    BalasHapus