Terima kasih Atas kunjungannya

Minggu, 21 Agustus 2011

Kata Perenungan.





  • Waktu dapat membentuk moralitas seseorang, dapat mengsukseskan usaha seseorang, juga dapat digunakan untuk mengumpulkan jasa pahala.

  • Bersainglah demi kebaikan di dalam kehidupan manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.

  • Dengan kebijaksanaan mendalami makna kehidupan yang sesungguhnya, dengan gigi mengatur waktu dalam kehidupan.

  • Kaki yang satu melangkah, ikutilah dengan kaki yang lain, artinya: yang telah berlalu kemaren, biarkanlah berlalu, berkonsentrasilah pada apa yang harus dilakukan hari ini.

  • Masa lalu tak bisa dipertahankan, masa datang sulit diramal. Genggamlah masa kini, saat ini.

  • Yang akan datang itu angan-angan, yang telah berlalu adalah kenangan.
    Lindungilah cinta kasih dalam hati saat ini, pegang kokoh kewajiban masing-masing.

  • Kehidupan manusia tidak selamanya baik, tetapi bagi orang yang terlatih dan berpengalaman, selalu dapat mengatasinya dengan baik.

  • Kehidupan manusia tidak kekal, jiwa yang telah sadar selalu abadi; cinta kasih luas tak terbatas, dan semangat selalu bergelora.

  • Kehidupan manusia tidak kekal, jiwa manusia tergantung pada setiap tarikan nafas, bila terhenti sekejap saja, hidupnya akan berakhir. Maka manfaatkanlah waktu yang ada sebaik-baiknya.

  • Pencapain keberhasilann masa depan didapat dari pemanfaatan setiap detik dalam hidup.
    [Masa depan] juga merupakan akumulasi dari [Masa sekarang].

  • Setiap hari merupakan awal dari kehidupan, setiap saat harus mawas diri.
  • Kehidupan manusia yang paling berbahagia adalah kehidupan yang bisa bermurah hati dan berbelas kasih pada semua makluk.

  • Bersumbanglah dengan tidak kenal lelah adalah "Welas Asih".

  • Makna dari "Welas asih" adalah --- berbelas kasih, bersependerita dan sepenanggungan pada semua mahkluk, tanpa harus ada hubungan darah, memberikan perhatian pada semua yang bernyawa. Sedangkan "Persaudaraan Universal" hanya terbatas pada manusia saja.

  • "Welas Asih" harus bersikap ramah-tamah. "Kebijaksanaan" harus berkepribadian rendah hati.

  • Masa lalu tak bisa dipertahankan, masa datang sulit diramal. Genggamlah masa kini, saat ini.

  • Untuk menghapus malapetaka di dunia, harus dimulai dari memperbaiki kondisi hati manusia.

  • Amal kemanusiaan dan amal pengobatan merupakan kegiatan nyata, sedangkan pendidikan dan kebudayaan adalah suatu konsep, akan bermakna besar bila terdapat keselarasan antara kegiatan nyata dan konsep.

  • Sekalipun telah mencapai kebijaksanaan yang sempurna, seharusnya bisa bersikap tidak sombong dan lebih rendah hati, bagaikan batang padi yang semangkin merunduk bila butir padinya semakin berisi.

  • Harga orang yang menghargai dirinya sendiri, baru punya keberanian untuk bersikap rendah hati.

  • Sikap rendah hati hendaknya tidak hanya baik dalam pandangan orang, tetapi juga harus bisa melekat dalam hati orang.

  • Bersikap rendah hati adalah suatu kebijaksanaan, bersikap tinggi hati merupakan kemelekatan.

  • Orang yang tidak mampu bersikap mengalah adalah orang yang masih selalu terkenang pada keberhasilan yang dicapai pada masa lalu.

  • Berkompetisi hanya dalam "Melakukan kebajikan", dan "Berlomba dengan waktu".

  • Orang yang tidak terlibat dalam kompetisi, baru mampu melihat dengan jelas suatu kenyataan, pada hakekatnya tidak ada pemenang yang sesungguhnya di dunia ini.

  • Harga diri tidak perlu diperebutkan, karena yang berhasil direbut itu adalah yang semu, Harga diri yang dibina yang sejati.

  • Hati manusia harus seperti air, terlibat halus dan lemah lembut bagaikan kapas, namun potensi yang terkandung di dalamnya tidak dapat dipatahkan.

  • Manusia tumbuh dewasa karena timbulnya kesadaran, manusia terjerumus karena kesombongannya.

  • Manusia mulai lengah pada saat dia mulai memaafkan dirinya sendiri.

  • Berani mengemban tanggung jawab adalah suatu yang mengesankan; berani memikul tanggung jawab atas suatu kesalahan adalah berakhlak luhur.

  • Memaafkan orang lain adalah akhlak yang baik, memaafkan diri sendiri akan merusak moralitas.

  • Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar. Sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.

  • Menyesal dan bertobat dapat menyucikan hati, hati yang suci dapat menghilangkan kerisauan.

  • Ketika seseorang sudah tidak mampu mendidik dirinya sendiri, juga tidak akan mampu menerima didikan orang lain, karena proses pendewasaannya sebenarnya telah berhenti.

  • Timbulnya niat dan tergeraknya hati semuanya merupakan karma, berbicara dan berprilaku dapat saja menimbulkan dosa.

  • Yang paling sulit terlibat oleh manusia adalah dirinya sendiri.

  • Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, maka tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.

  • Asalkan mau berpikir, melatih diri, melakukannya dengan bersungguh-sungguh, tidak ada hal yang tidak berhasil dicapai.

  • Manusia harus bisa mengatasi kesulitan, jangan biarkan kesulitan mengalahkan kita.

  • Orang yang mempunyai keberanian untuk menyesuaikan diri adalah orang yang berkemampuan; orang yang memiliki kearifan dan kecakapan.

  • Apa yang dimaksud dengan kebenaran sejati? Tercapainya keharmonisan antara akal budi dengan realita yang disebut kebenaran sejati.

  • Atasilah masalah dengan akal budi, bukan membiarkan masalah yang mengendalikan akal budi.

  • Yang berperan diantara akal budi dan realita adalah manusia, bila ada keselarasan antara akal budi dan realita, maka akan tercapai juga keselarasan bagi manusia.

  • Beras di dunia tidak habis dimakan oleh satu orang, urusan didunia tidak bisa diselesaikan oleh satu orang. Seorang diri juga tidak mampu mencapai semua keberhasilan dunia.

  • Dalam menghadapi masalah harus berpegang teguh pada prinsip sendiri, jangan lakukan dengan terpaksa, dengan selalu berbasa-basi, tidak saja tidak menolong, malah diri sendiri akan terseret kedalam masalah.

  • Jika kita tidak berhasil mempengaruhi orang lain, kerjakan apa yang harus kita kerjakan!

  • Melakukan sesuatu harus dengan niat yang murni, dengan daya tahan seekor onta dan ketangkasan seekor singa.

  • Dalam berbuat baik memerlukan engkau, aku dan dia bersama-sama untuk mencapainya, maka jangan ada prasangka diantara engkau, aku dan dia.

  • Dalam memecahkan suatu masalah, gunakanlah akal budi; namun gunakan perasaan hati bila berinteraksi dengan sesama.

  • Keindahan kelompok tergantung dari pembinaan diri dari setiap individunya.

  • Pembinaan diri dan kepribadian seseorang terlihat dalam 4 tatakrama yang ditampilkan dalam berjalan, berdiam diri, duduk, dan berbaring.

  • Hubungan baik tidak didasari oleh penampilan fisik, tetapi lebih mengusahakan kepribadian.

  • Memperbaiki diri sendiri berarti menolong diri sendiri, mempengaruhi orang lain adalah demi menolong orang.

  • Sinar matahari sangat terang, budi orangtua sangat besar, orang budiman berlapang dada, orang tak bermoral sangat angkuh.

  • Ekspresi wajah, tutur kata dan tingkah laku yang baik didapat dari pelatihan diri di dalam kehidupan sehari-hari.

  • Menghargai dan bergembira atas keberhasilan orang, berarti meningkatkan harkat diri sendiri.

  • Semua materi di dunia memang untuk dipergunakan oleh manusia, namun bagi yang tidak mengenal puas dan karena kurang bijaksana akan diperbudak oleh materi.

  • Selalu berharap di dalam kehidupan penuh derita, andaikan hanya bisa memohon pada orang lain, akan mendatangkan penderitaan yang berkepanjangan.

  • Bila dapat menekan hasrat yang berlebihan, maka dalam hidup ini, tidak akan ada lagi hal yang layak untuk saling berhitungan.

  • Bila mengenal puas, kehidupan baru bisa penuh dengan kegembiraan dan ketenteraman.

  • Orang yang mengenal kepuasan, meskipun tidur dilantai, selalu merasa damai dan bahagia. Bagi orang yang tak mengenal puas, walau berada di sorgawi sekalipun, tetap masih merasa belum sesuai dengan keinginannya.

  • Orang yang mengenal puas berjiwa besar, orang yang berjiwa besar tidak akan pernah perhitungan terhadap segala hal yang dihadapinya.

  • Orang hendaknya bisa menyadari, menghargai dan mengembangkan keberkahan.

  • Lautan di bumi dapat ditimbun rata, namun mulut manusia yang kecil malah tidak bisa diisi penuh selamanya.

  • Uang bisa mencelakakan juga bisa menolong manusia, manfaatkanlah sebaik-baiknya untuk membantu sesama, jangan diperbudak oleh uang.

  • Langkah pertama dalam mempelajari agama Buddha adalah mengurangi hasrat dan mengenal puas, agar batin jadi tenteram dan kebijaksanaan dapat tumbuh berkembang.

  • Layani dan hadapilah setiap orang dengan cinta kasih dan welas asih, maka tidak akan di benci orang juga dapat memperat jalinan jodoh yang baik.

  • Bodhisattva yang sebenarnya tidak berwujud bentukan dari tanah liat atau yang diukir dari kayu; tapi adalah sebuah wujud yang bisa melakukan suatu pekerjaan, bisa berbicara, bisa makan, bisa menelusuri berbagai pelosok untuk menolong orang menderita dan selalu menampilkan diri dimana-mana.

  • Nilai kehidupan manusia terletak pada fungsinya, bukan pada citranya; citra sama sekali tidak bernilai.

  • Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisattva, juga bersemangat dan berkekuatan yang sama dengan Bodhisattva.

  • Suara (kitab) merupakan sarana, sarana adalah metode; jangan hanya ada kemelekatan pada Sutra tanpa mau melaksanakan maknanya.

  • Melakukan puja sujud pada Sang Buddha adalah demi melatih ketetapan hati, ketabahan hati dan ketenangan hati, juga demi proses pembelajaran dalam penghapusan keangkuhan dan pembinaan keperibadian lahir batin.

  • Dharma Buddha sangatlah sederhana, hanya dengan menghapus 3 racun dalam kehidupan, yaitu ketamakan, kemarahan, dan kebodohan, akan memperoleh pencerahan ( Kesadaran jasmani dan rohani)

  • "Tisarana" adalah dari yang buruk kembali ke yang baik, berarti meninggalkan kegelapan kembali ke jalan terang.

  • Kejujuran hati merupakan sarana pelatihan diri.

  • Menerima penjabaran Dharma tidak mesti dalam jumlah banyak, bila bisa melaksanakan sepatah yang sederhana saja dalam bentuk perbuatan nyata; akan mampu membangkitkan akar kebajikan yang sejati.





Sumber :
http://www.tzuchi.or.id/kp_waktu.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_welas_asih.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_rendah_hati.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_sesal_tobat.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_kegiatan.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_pelatihan_diri.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_rasa_puas.php
http://www.tzuchi.or.id/kp_ajaran_buddha.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar