Terima kasih Atas kunjungannya

Selasa, 02 Agustus 2011

Belajar bercinta.

  • Bagi orang yang ringan mulut, perlu belajar diam. Mulai dengan memperpendek kata-kata ketidakpuasan.

  • Bagi orang pendiam dan / atau sudah pandai mengendalikan lidah, belajarlah berdoa diam-diam di hati, bila disakiti hatinya.

  • Jangan membiasakan diri marah terhadap Tuhan bila dikecewakan hatinya. Bila terhadap Tuhan pun biasa marah, apalagi terhadap sesama manusia.

  • Perlulah kita belajar marah, secukupnya. Marah yang pakai alasan dan pakai aturan atau ukuran.

  • Marah yang keterlaluan dan keterpanjangan, hanya menambah luka-luka di batin sendiri.

  • Terhadap orang yang tidak / belum dapat diperbaiki, hendaknya kita melatih diri untuk bersabar dan berbelaskasihan. Jangan malahan meningkatkan kemarahan dan kebencian.

  • Bila dia tidak / belum dapat berubah, aku sendirilah yang segera mulai mengubah diriku menjadi baik atau lebih baik. Maka terciptalah suatu awal keseimbangan.

  • Ada orang yang punya fasilitas sedikit tetapi disyukuri banyak. Jika dikecewakan, ia menganggap kekecewaan sebagai hal yang biasa saja, hal yang menimpa setiap orang, di waktu-waktu tertentu, bahkan ia bisa mengubah kekecewaan menjadi hikmah dan harapan : esok akan lebih baik!!

  • Ada pula orang-orang yang beruntung di dalam usaha-usahanya, akan tetapi masih selalu merasa kurang. Bahkan mengiri orang-orang lain yang dipandangnya lebih beruntung dan lebih mapan. Lahiriah mewah, tetapi di batin tumbuh luka-luka iri dan nafsu serakah yang tak terpuaskan. Ia, si kaya itu, berwajah muram, sepertinya berbedak hitam.

  • Di hidup ini ada orang-orang yang berkedudukan tidak tinggi dan berharta cukup-cukup saja. Tetapi ia puas dengan yang telah dicapainya dan pantang berambisi lebih. Ia puas dengan yang pas. Dia ini mirip pemain yang pas mendapat kartu-kartu yang hanya pas-pasan baik. Tetapi dia sangat pandai menjalankannya, sehingga selalu dinilai sebagai pemenang!!

  • Kita menderita karena kita cinta kepada orang itu yang memang kesayangan kita.

  • Kita menderita karena orang kesayangan kita tertimpa malapetaka.

  • Kita menderita karena orang-orang yang sangat kita cintai menyakiti hati kita.

  • Tetapi kita tetap mencintai mereka karena kita tak bisa berhenti mencintai mereka.

  • Bisa kita coba berhenti mencintai mereka, atau mengubah diri & hati untuk membenci mereka; akan tetapi hasilnya ialah : derita yang lebih parah bagi kita sendiri!!

  • Tetapi bertahan atau meneruskan mencintai mereka, juga merupakan derita. Akan tetapi menderita karena cinta merupakan pilihan lebih baik daripada menderita karena benci.

  • Aku mau menderita karena cinta; menderita dalam kesadaran & kebaikan hati; dalam penerimaan yang rela. Dalam doa-doa yang suci, manis & mengobati hati.

  • Ada seseorang yang sangat marah kepada sahabatnya dan menentukan niat mau diam saja bila disapanya. Di saat dan tempat tak terduga, ia jumpa dan langsung disapa oleh sahabatnya yang dia benci. Akan tetapi ganti diam / marah, ia senyum dan memeluknya. Ketika tersadari lebih mendalam, ia menyesal!! Saya telah salah sikap, ya, saya telah keterlaluan cinta padanya!! Saya telah salah cinta!!"

  • Ada suatu daya dalam diri masing-masing kita yang sungguh agung. Daya yang lebih besar dari yang kita sadari / mengerti.

  • Cinta yang dalam & berakar lama di batin terdalam, punya daya seperti mukjizat.

  • Ada daya lain pula yang se-waktu2 mendatangi kita. Daya cinta pemberian Tuhan!! Pun pula daya-daya doa kita & doa orang lain.





  • Romo Pius Budiwijaya, OCSO Pertapaan Santa Maria


    Sumber : http://www.pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Renungan&table=isi&id=73&next=50

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar