Terima kasih Atas kunjungannya

Selasa, 26 Februari 2013

Tradisi-tradisi kecantikan yang berbahaya di dunia.



Banyak praktek kecantikan tradisional pada masa lampau yang tidak mengindahkan bahaya yang diakibatkannya oleh karena belum tersedianya informasi dan klaim ilmiah mengenai hal-hal semacam itu, namun tidak jarang tradisi-tradisi tersebut masih dilakukan hingga sekarang.



Menggunakan timah dan logam berbahaya untuk riasan wajah.


Sejarah panjang kosmetik berbahaya sudah berlangsung sejak jaman Mesir kuno.
Kebanyakan bahan yang digunakan adalah logam-logam berat seperti timah, tembaga, galena (sulfida timah), dan yang paling populer, kohl, bahan berbentuk pasta yang terbuat dari logam campuran timah, antimony/ biji besi, mangan ataupun tembaga.
Selain menimbulkan ketergantungan, riasan wajah ini juga menyebabkan pengelupasan kulit yang terus menerus sehingga pada akhirnya akan merusak kulit.



Lulur kotoran buaya.


Bangsa Yunani kuno rela berkubang dalam lumpur berisi kotoran buaya.
Mereka percaya kotoran reptil tersebut mampu mengembalikan keremajaan kulit dan mengawetkan kecantikan tubuh mereka.
Kocaknya lagi, "perawatan eksklusif" ini hanya mampu didapatkan oleh gadis-gadis dari kalangan atas.



Riasan dari campuran kotoran burung.


Di Jepang, wanita Geisha pada jaman dulu menggunakan make-up atau riasan wajah dari campuran tepung beras dan kotoran burung untuk memutihkan wajah mereka.
Pengaplikasiannya tidak hanya di seluruh wajah, namun hingga ke bagian dalam lubang hidung, bibir dan kelopak mata.



Wig yang membuat mimisan.


Pada masa kekuasaan Ratu Elizabeth, gadis-gadis sangat terpesona oleh warna merah menyala rambut sang ratu sehingga wig dengan warna serupa menjadi tren pada masa itu.
Masalahnya, wig-wig tersebut dibuat dari bahan-bahan yang berbahaya seperti sulfur dan kelopak bunga matahari.
Campuran tersebut menyebabkan gejala seperti kepala pusing, nausea/ mual, hingga mimisan.



Cat rambut dari darah sapi.


Wanita Iran pada masa lalu menggunakan campuran yang cukup tidak biasa untuk membuat cat rambut mereka.
Henna yang dicampur dengan kecebong dan darah dari sapi hitam dipercaya dapat menghitamkan dan merawat kesehatan rambut.
Mereka percaya bahwa darah sapi yang membuat sapi-sapi itu berbulu hitam, sehingga akan berguna juga untuk menghitamkan rambut manusia.



Membebat kaki.




Bebat Kaki Ala China
http://www.kapanlagi.com/plus/intip-tradisi-kecantikan-yang-berbahaya-dan-menjijikkan-di-dunia-36e0a5-3.html

Pada masa Dinasti Qing, kaki yang kecil sangat didambakan oleh gadis-gadis pada masa itu.
Anak-anak perempuan usia sejak 9 tahun sudah dibebat kaki sebelum tulang-tulang kaki mereka terbentuk sempurna pada usia 14 tahun.
Tujuannya hanya untuk menciptakan ukuran kaki ideal sepanjang 3 inci.
Tidak hanya itu, jika diperlukan, tindakan memotong ibu jari juga dilakukan untuk memudahkan pergerakan sang gadis.
Sehingga tidak jarang terjadi infeksi yang diakibatkan sisa kuku jari yang terus tumbuh kearah dalam.



Menggunakan bedak arsenik.




Bedak Arsenik
http://www.kapanlagi.com/plus/intip-tradisi-kecantikan-yang-berbahaya-dan-menjijikkan-di-dunia-36e0a5-9.html

Wanita Eropa di abad pertengahan menggunakan bedak ber-arsenik untuk memutihkan wajah mereka.
Bubuk atau bedak ini dibentuk menjadi seperti cake powder dalam bejana-bejana kecil seperti pada masa sekarang.
Kulit putih pucat yang menjadi tren pada masa itu diciptakan menggunakan bijih timah, arsenik dan bahan-bahan pemutih berbahaya lainnya.



Cincin leher.





Beberapa suku di Asia dan Afrika menggunakan cincin leher untuk mendapatkan bentuk leher yang jenjang dan cantik.
Cincin-cincin kuningan ini dikenakan sejak masih kanak-kanak dan jumlahnya ditambahkan seiring bertambahnya usia.
Sebenarnya tulang leher tidak bertambah panjang, melainkan tulang bahu yang tertekan kebawah sehingga menciptakan kesan leher yang memanjang.
Masalahnya adalah, tanpa cincin-cincin ini, mereka tidak akan bisa menopang kepala secara tegak karena otot yang sudah berhenti tumbuh.



Berkumur dengan urin.


Bangsa Romawi kuno mendambakan gigi yang putih seperti kita pada masa kini.
Mereka pun mengimpor urin bangsa Portugis untuk digunakan sebagai pembersih mulut.
Selain untuk memutihkan gigi, urin juga digunakan sebagai penyegar nafas.
Faktanya urin atau air seni memiliki sejumlah kandungan pembunuh bakteri seperti urea dan amonia yang mampu mengatasi masalah gigi seperti radang gusi.



Cakram bibir.





Bibir milik Suku Mursi, Ethiopia sengaja dibuat memanjang dan bolong di bagian tengahnya.
Tujuan pembolongan ini adalah untuk penyematan plat besar berbentuk lingkaran, seorang wanita sudah boleh mengenakan plat di bibir setelah berumur 15 atau 16 tahun.
Saat itu, daun bibir akan ditarik dan dilubangi paksa.
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi para wanita Suku Mursi membolongi bibirnya.
Ada yang mengatakan ini adalah simbol kecantikan wanita.
Para pria akan menghormati wanita yang melubangi bibir dan menempelkan plat.
Tidak hanya itu, plat di bibir ini juga berfungsi sebagai simbol komitmen seorang istri kepada suaminya.
Plat ini boleh dilepas bila sang suami meninggal sebaliknya, wanita yang tidak mengenakan plat akan dianggap malas.
Bisa dikatakan apa yang dilakukan wanita-wanita yang tinggal di sekitar Sungai Amazon di Amerika Selatan dan Afrika ini adalah tindik versi ekstrim-tradisional.
Pada usia muda bibir akan mudah melebar jika dibentuk secara perlahan.
Ornamen-ornamen ini terkadang membebani meski terbuat dari bahan yang ringan seperti kayu.
Cakram-cakram kayu ini juga bisa diaplikasi pada salah satu atau kedua belah bibir.
Wanita-wanita yang sudah mencapai ukuran bibir yang diinginkan hanya menggunakan cakram ini pada momen-momen khusus seperti upacara adat, sementara membiarkan bibirnya berlubang dan bergelambir bebas pada hari-hari biasa.



Telinga panjang dengan banyak anting.


Di kalangan Suku Dayak Kenyah baik wanita maupun pria, tradisi memelihara telinga panjang dengan banyak anting masih dilakukan.
Ternyata, penindikan ini sudah dilakukan sejak anak Dayak Kenyah berusia satu tahun, lalu penambahan satu buah anting dilakukan setiap tahun.
Usut boleh usut, tujuan tradisi unik ini adalah sebagai penanda identitas mereka.
Semua bisa dilihat dari jenis anting yang digunakan.
Khusus kaum bangsawan, gaya dan jenis anting yang digunakan lain dari yang lain.



Menyumbat lubang hidung.


Tradisi menyumbat lubang hidung di kalangan Suku Apatani suku yang tinggal di Lembah Ziro, Distrik Arunachal Pradesh, India, ternyata sudah dilakukan secara turun temurun.
Suku Apatani yakin sebagai suku tercantik di banding suku lain di Arunachal.
Sayangnya, tradisi ini sudah mulai luntur dan sedikit demi sedikit ditinggalkan.



Gemuk dianggap simbol kecantikan dan kemakmuran.


Warga di Mauritius, sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, memiliki tradisi turun temurun untuk membuat anak perempuan menjadi gemuk.
Tradisi bernama leblouh ini adalah tradisi yang didasarkan pada anggapan warga Mauritius bahwa perempuan gemuk adalah simbol kecantikan dan kemakmuran.
Sementara wanita kurus dianggap tidak menarik dan aib bagi keluarga karena dianggap tidak mampu memberinya makan.
“Sangat sulit untuk menghapuskan tradisi leblouh di Mauritius.
Tradisi ini telah mengakar dalam pikiran dan jiwa para Ibu di Mauritius, terutama di daerah pedesaan dimana warga desa dengan pendidikan rendah mengikuti secara buta tradisi ini,”



Sumber :
http://oalamagz.blogspot.com/2012/04/10-tradisi-kecantikan-yang-berbahaya.html
http://travel.detik.com/read/2012/09/11/144614/2014799/1383/4/4-suku-dengan-tradisi-unik-yang-harus-anda-lihatvt22011381#topart
http://www.mesammesem.com/show/3699/4-suku-dengan-tradisi-yang-unik
http://rupadunia.wordpress.com/2010/10/14/di-negara-ini-wanita-dipaksa-makan-agar-gemuk/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar