Terima kasih Atas kunjungannya

Senin, 23 Mei 2011

Bukit kasih dibangun untuk mengingatkan pentingnya kasih dan persaudaraan



Obyek wisata monumen Bukit Kasih, di Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara ini memiliki daya pikat tersendiri.
Nuansa kerukunan antar umat beragama sangat terasa di sini, karena terdapat beberapa tempat ibadah dari lima agama di Indonesia, berada di satu lokasi.
Suasananya begitu damai sekaligus memberikan keteduhan hati.

Begitu memasuki area Bukit Kasih, tampak tugu setinggi 22 meter yang memiliki segi lima sama sisi sama tinggi yang masing-masing sisi mewakili agama-agama di Indonesia.
Tampak pula tangga menuju ke puncak yang cukup tinggi hingga turun ke bawahnya.
“Ada ribuan anak tangga total keseluruhan dari awal naik hingga turun. Naik dari tangga di sebelah kiri dan turun melalui tangga sebelah kanan,” ujar Randy, pemandu wisata.

Bukit Kasih terletak 50 km sebelah selatan dari kota Manado yang dapat ditempuh dengan perjalanan selama 1,5 jam.
Mendekati wisata religi ini yakni sekitar 30 menit sebelum tiba, puncak bukit Kasih sudah tampak ada salib di sana.

Melihat tingginya tangga naik menuju puncak, wisata religi yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara ini mengingatkan bagaikan tembok China di Indonesia.

Kiri: tangga naik dari sisi sebelah kiri difoto dari arah bawah ke atas.  Kanan:  tangga naik dari sisi sebelah kiri difoto dari arah atas ke bawah. (foto: leo/ The Epoch Times)

Cukup melelahkan juga.
Tetapi jika tidak kuat langsung naik hingga posisi puncak, bisa secara bertahap, misalnya, berhenti sejenak di tempat-tempat perisitirahatan kecil yang dilengkapi dengan atap berbentuk mirip payung.

Di tempat ini para wisatawan yang kelelahan naik tangga, bisa "menarik nafas" dulu sejenak sambil berfoto dengan pesona alam yang indah.
Pemandangan air belerang yang terletak di sekitarnya, keramahan-tamahan warganya melengkapi daya tarik wisata religius di sana.

Setelah cukup lelah menaiki tangga hingga turun, maka persis di turunan tangga ada banyak kedai-kedai makanan dan minuman, serta terdapat fasilitas permainan “Flying Fox”.
Bila ingin bersantai sambil melepas lelah, juga ada refleksi kaki.
Sebelum direfleksi, kaki direndam dulu di air belerang yang hangat untuk memperlancar peredaran darah.

Berkomentar tentang kurangnya promosi terhadap obyek wisata ini, Jeanie Jeju Rumate, staf sekretariat daerah Kabupaten Minahasa mengatakan, memang belum ada promosi besar besaran.
"Sejauh ini hanya promosi bersama tempat-tempat pariwisata yang ada di Minahasa.
Mungkin karena belum adanya promosi yang mengkhususkan pada bukit kasih ini sehingga dinilai kurang.
Ini benar-benar menjadi pekerjaan rumah bagi instansi pemerintah bidang pariwisata.
Karena sejauh ini yang saya tahu promosi dilakukan adalah promosi bersama," jelas Jeanie kepada The Epoch Times, Jumat (27/2).

Objek wisata Monumen Bukit Kasih, menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Minahasa, merupakan obyek wisata yang dibangun dengan maksud untuk menggugah hati nurani masyarakat akan penting kasih dan persaudaraan.

Kiri: Bukit Kasih ini merupakan Bukit belerang yang masih alami. Kanan: tampak Gapura masuk untuk naik tangga menuju ke puncak bukit. (foto: leo/The Epoch Times)

Bukit Kasih ini merupakan Bukit belerang yang masih alami, dimana disekitar bukit ini dibangun Monumen Bukit Kasih mencerminkan kebersamaan, persaudaraan lima agama; Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha di Sulawesi Utara. (Leonardo Nasution/The Epoch Times)



Sumber : http://erabaru.net/wisata/64-pariwisata/11065-bukit-kasih-dibangun-untuk-menggunggah-pentingnya-kasih-dan-persaudaraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar